Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Argentina memangkas suku bunga acuan sebesar 300 basis poin (bps) menjadi 29% seiring dengan perlambatan inflasi di negara ekonomi terbesar kedua di kawasan Amerika Selatan.
Dilansir Bloomberg pada Jumat (31/1/2025), para petinggi bank sentral mengatakan pemangkasan ini didorong oleh ekspektasi inflasi yang mereda dan suku bunga baru akan berlaku mulai hari ini.
Pemangkasan kali ini merupakan yang kesembilan sejak pelantikan Presiden Javier Milei pada Desember 2023, kala tingkat bunga acuan mencapai 133%.
Penurunan bunga acuan ini juga terjadi seiring dengan rencana pemerintah untuk memperlambat tingkat depresiasi bulanan mata uang dari 1% menjadi 2% pada 1 Februari 2025.
"Ini merupakan tanda bahwa bank sentral bertaruh pada penurunan inflasi yang berkelanjutan," kata Leonardo Anzalone, Ekonom dan Direktur CEPEC yang berpusat di Buenos Aires.
Dia menambahkan bahwa keputusan ini bukanlah tanpa risiko. Jika tingkat inflasi tidak mereda pada angka yang ditargetkan, Anzalone memperkirakan hal ini menambah tekanan pada dolar dan meningkatkan ekspektasi devaluasi.
Baca Juga
Dengan pemangkasan ini, suku bunga acuan dinilai sejalan dengan inflasi sembari terus mengurangi utang. Kebijakan ini telah diterapkan sepanjang tahun lalu. Suku bunga acuan ini juga berfungsi sebagai bunga acuan untuk instrument surat berharga negara.
Adapun, penurunan suku bunga acuan dinilai menjadi bagian dari kebijakan yang tidak lazim dari Pemerintah Milei untuk memperlambat inflasi.
Investor teah memperkirakan otoritas moneter Argentina akan memangkas suku bunga selama rapat mingguan pada 16 Januari 2025, tepat setelah bank sentral menggembar-gemborkan keputusannya untuk menurunkan tingkat depresiasi bulanan mata uang resmi.
Pengumuman perubahan penurunan peso terjadi tepat setelah badan statistik menunjukkan inflasi tahunan yang lebih dingin sebesar 118%. Pemangkasan suku bunga sebelumnya terjadi pada 5 Desember 2024.