Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengukur Sisi Positif Perang Dagang AS-China ke Ekspor RI

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI menilai perang dagang antara AS dan China kemungkinan berdampak positif terhadap kinerja ekspor Indonesia.
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat (AS). / Reuters-Florence Lo-illustration
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat (AS). / Reuters-Florence Lo-illustration

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menilai perang dagang antara AS dan China kemungkinan berdampak positif terhadap kinerja ekspor Indonesia.

Ekonom LPEM UI Teuku Riefky menyampaikan ketika terjadi perang dagang, akan ada trade diversion atau pengalihan perdagangan yang biasanya terjadi peningkatan permintaan untuk produk-produk selain produk dari AS dan China.

“Ini ada kemungkinan bisa ada diversion atau demand terhadap produk buatan Indonesia, tapi potensinya pun kami rasa tidak akan terlalu besar,” kata Riefky kepada Bisnis, dikutip Sabtu (18/1/2025).

Di tengah kondisi ini, Riefky menyebut pemerintah perlu mengambil langkah-langkah, meski diakuinya akan sulit untuk mengantisipasi perang dagang tersebut. Mengingat, perang dagang antar kedua negara adidaya ini tidak hanya berdampak ke Indonesia tapi negara lainnya.

Menurutnya, beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah diversifikasi pasar ekspor dan impor. Selain itu, pemerintah perlu memikirkan bagaimana arus barang impor dari China akan membanjiri negara-negara lain, termasuk Indonesia, agar tidak mengganggu produktivitas produsen dalam negeri.

“Ini perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia tapi bukan dengan cara proteksi, tapi bagaimana kemudian arus impor ini tidak mengganggu produktivitas produsen dalam negeri,” tuturnya.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya menyiapkan beberapa strategi yang dapat dilakukan guna mengantisipasi pelemahan ekspor pasca kemenangan Trump.

Diantaranya, diversifikasi pasar ekspor, memperkuat daya saing dan pengamanan pasar dalam negeri, meningkatkan akses pasar melalui perjanjian perdagangan, dan melakukan upaya untuk memanfaatkan peluang dari perang dagang.

“Kemendag juga akan mencoba melakukan pendekatan melalui kerja sama bilateral agar tarif dapat diturunkan dan produk lokal Indonesia mampu menembus pasar AS,”  kata Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kemendag Rusmin Amin kepada Bisnis, dikutip Sabtu (18/1/2025).

Lebih lanjut, Rusmin menyebut bahwa Indonesia juga akan meningkatkan keikutsertaan dalam Global Value Chain (GVC) dengan memberikan nilai tambah dan kemudahan dalam melakukan produksi dan berbisnis di Tanah Air. Hal ini dilakukan untuk menarik investor global brand agar dapat memindahkan basis produksinya ke Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper