Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara-Negara dengan Surplus & Defisit Perdagangan Terbesar pada 2024, AS hingga China

BPS mencatat RI mengalami surplus neraca perdagangan paling besar dengan AS selama 2024. Indonesia juga mencatat defisit perdagangan terdalam dengan China.
Pelabuhan Batuampar jadi salah satu pelabuhan utama ekspor impor di Kepri/istimewa
Pelabuhan Batuampar jadi salah satu pelabuhan utama ekspor impor di Kepri/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik mencatat Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan paling besar dengan Amerika Serikat (AS) selama 2024. Pada saat yang sama, Indonesia mencatat defisit perdagangan dengan China.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat mencapai US$16,84 miliar.

"Ini didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesoris rajutan, dan alas kaki" ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).

Surplus neraca perdagangan terbesar kedua yaitu dengan India. Total, Indonesia untung US$15,38 miliar berdagang dengan India yang ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati, serta basi dan baja.

Kemudian surplus neraca perdagangan terbesar ketiga yaitu dengan Filipina. Total, Indonesia untung US$8,84 miliar berdagang dengan Filipina yang ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta makanan olahan.

Sebaliknya, penyumbang defisit terdalam yaitu dengan China. Total, Indonesia tekor hingga US$11,4 miliar berdagang dengan China.

"Ini didorong oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan peralatan elektrik dan bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya," jelas Amalia.

Defisit neraca perdagangan terbesar kedua yaitu dengan Australia. Total, Indonesia tekor US$4,76 miliar berdagang dengan Australia yang ditopang oleh komoditas bahan bakar mineral, logam mulai dan permata, serta biji logam, terak, dan abu.

Kemudian defisit neraca perdagangan terbesar ketiga yaitu dengan Thailand. Total, Indonesia tekor US$3,84 miliar berdagang dengan Thailan yang ditopang oleh komoditas plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan kendaraan dan bagiannya.

Secara keseluruhan, neraca perdagangan barang Indonesia surplus mencapai US$31,4 miliar selama 2024. Angka tersebut melemah atau lebih rendah dari realisasi 2023 yang mencapai US$36,93 miliar.

"Surplus neraca perdagangan barang Indonesia, mencapai US$31,04 miliar atau lebih rendah sebesar US$5,84 miliar dibandingkan surplus 2023," ungkap Amalia.

Dia merincikan, neraca perdagangan non migas mengalami surplus sebesar US$51,44 miliar selama 2024. Angka tersebut lebih rendah US$5,53 miliar dibandingkan realisasi 2023.

"Surplus terbesar tahun 2024 ini disumbang komoditas bahan bakar mineral yang surplus US$35,27 miliar," lanjut Amalia.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas mencapai US$20,40 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper