Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar nelayan (NTN) mengalami kenaikan sebesar 0,63% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 102,35 pada Desember 2024.
Gorontalo menjadi wilayah dengan kenaikan NTN tertinggi pada Desember tahun lalu.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menuturkan bahwa nilai tukar nelayan naik 0,63% dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 101,7 pada November 2024.
Pudji menjelaskan bahwa peningkatan NTN terjadi karena kenaikan indeks harga terima nelayan (It) yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga bayar nelayan (Ib).
“Dan komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima nelayan, sub sektor ini adalah tongkol, layang, kembung, dan teri,” kata Pudji dalam Rilis BPS, Kamis (2/1/2025).
Lebih lanjut, BPS juga menyampaikan bahwa sebanyak 26 provinsi mengalami kenaikan NTN pada Desember 2024, dengan kenaikan tertinggi terjadi di Gorontalo.
Baca Juga
“Dengan peningkatan tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 3,08%. Sementara itu, ada 11 provinsi mengalami penurunan NTN, penurunan terdalam terjadi di Jawa barat sebesar 1,54%,” ungkapnya.
Jika dirinci lebih jauh, BPS mencatat Kalimantan Selatan menjadi wilayah di Kalimantan yang mengalami kenaikan NTN sebesar 1,02% mtm. Sedangkan Kalimantan Timur menjadi wilayah dengan penurunan terdalam, yakni sebesar 0,85%.
Kemudian, untuk Sulawesi tercatat Gorontalo yang menjadi wilayah dengan kenaikan NTN tertinggi, yaitu sebesar 3,08% mtm. Sementara itu, Sulawesi Tengah merupakan wilayah dengan penurunan NTN terdalam atau sebesar 0,07%.
Berikutnya, kenaikan NTN tertinggi di Maluku Papua terjadi di Papua Barat, yakni sebesar 1,86% mtm. Sedangkan Papua Tengah tercatat menjadi wilayah dengan penurunan NTN terdalam sebesar 0,59% mtm.
Untuk wilayah Jawa, BPS mencatat kenaikan NTN tertinggi terjadi di Jawa Timur yang mencapai 2,26% mtm, sedangkan Jawa Barat adalah wilayah yang mengalami penurunan NTN terdalam sebesar 1,54% mtm.
Lalu, untuk wilayah Bali Nusra tercatat Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah dengan kenaikan NTN tertinggi, yakni sebesar 1,42% mtm.
Selanjutnya, kenaikan nilai tukar nelayan tertinggi di Sumatera terjadi di Sumatera Barat, yang mencapai 2,42% mtm. Sedangkan Sumatera Selatan merupakan wilayah dengan penurunan terdalam dengan angka mencapai 0,3% mtm.