Anggaran MBG Dipangkas
Pemangkasan anggaran program makan bergizi gratis (MBG) yang diusung Presiden Prabowo menjadi Rp10.000 per porsi juga menuai polemik.
Orang nomor satu di RI itu pun disarankan untuk mempertimbangkan kembali anggaran yang ditetapkan dalam program MBG yang akan bergulir pada awal tahun depan. Pasalnya, pemangkasan anggaran MBG dari Rp15.000 per porsi menjadi Rp10.000 per porsi dinilai berisiko memperlebar ketimpangan nilai gizi dan berdampak pada kualitas makanan.
Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan terus mendorong produk perikanan sebagai asupan protein untuk masuk menjadi menu utama di program MBG.
Di sisi lain, keterbatasan stok susu sapi memunculkan opsi susu ikan sebagai salah satu menu di MBG. Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyatakan susu ikan menjadi salah satu menu alternatif.
Adapun, Pengamat Ekonomi Kelautan dan Perikanan Suhana memproyeksi pendapatan nelayan akan ikut terkerek seiring dengan bergulirnya program MBG pada Januari 2025. Menurutnya, program ini secara langsung akan menaikkan indeks pendapatan nelayan di tahun pertama program ini berjalan.
Namun, jika menu program MBG adalah pengadaan ikan dalam kemasan kaleng, dia menyebut pendapatan nelayan tidak akan meningkat.
Baca Juga
RI Kedatangan Sapi Impor
Pemerintah mempercepat realisasi impor sapi perah untuk proyek MBG. Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan sebanyak 200.000 ekor sapi perah impor masuk ke Indonesia pada 2025. Ini merupakan bagian dari target 1,2 juta ekor sapi hidup hingga 2029.
Kementan melaporkan sebanyak 50 ekor sapi perah impor asal Australia sudah tiba di Indonesia. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda mengungkap 50 ekor sapi perah impor asal Australia itu dalam keadaan hamil, sehingga Indonesia akan memiliki tambahan anak sapi.
Selain itu, Kementan juga ikut mendorong perizinan sapi perah di Indonesia, serta mempertemukan dengan peternak dalam negeri. Selain itu, ada juga investor jumbo yang berkomitmen membangun peternakan terintegrasi di Indonesia.
Teranyar, Kementan juga menyebut sejumlah perusahaan luar negeri telah menyatakan minat untuk investasi peternakan sapi di Indonesia. Mereka di antaranya Vietnam, Malaysia, Australia, Qatar, Uni Emirat Arab, dan China.
Rinciannya, sebanyak 141 calon investor berencana impor sapi perah sebanyak 1,2 juta ekor selama lima tahun atau sepanjang 2025-2029.
Lalu, sebanyak 70 calon investor juga berkomitmen untuk memasukkan sapi pedaging betina produktif sebanyak 800.000 ekor dalam lima tahun ke depan. Dengan demikian, total sapi hidup yang akan didatangkan selama lima tahun ke depan mencapai sekitar 2 juta ekor sapi hidup.