Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Amran Ungkap Nasib Ketahanan Pangan RI di Tengah Cuaca Buruk

Ketahanan pangan Indonesia diuji dengan cuaca buruk yang terjadi belakangan ini. Mentan Amran mengungkapkan dampak yang terjadi sejauh ini
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat melakukan konferensi pers di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (11/11/2024)
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat melakukan konferensi pers di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (11/11/2024)

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut cuaca buruk yang terjadi beberapa waktu ke belakang menjadi perhatian pemerintah. Cuaca buruk berdampak pada ketahanan pangan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan, pemerintah berupaya melakukan langkah-langkah mitigasi terhadap dampak dari cuaca buruk. 

“Tapi itu tidak terlalu signifikan berpengaruh pada ketahanan pangan kita,” kata Amran ketika ditemui di Kantor Kementan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2024).

Amran mencontohkan, stok beras nasional saat ini mencapai 2 juta ton, tertinggi selama lima tahun terakhir. 

Selain itu, hasil panen pada Agustus hingga November 2024 tetap tinggi, bahkan tertinggi dalam lima tahun terakhir meski ada fenomena cuaca El Nino dan La Nina.

Menurutnya, hasil panen yang cukup tinggi tersebut berkat adanya kolaborasi dengan berbagai pihak, melalui program pompanisasi. Program ini dinilai sebagai solusi cepat dalam meningkatkan produksi.

“Artinya, upaya kita kolaborasi ini, pompanisasi berhasil dengan baik,” ujarnya.

Dalam catatan Bisnis, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai fenomena masuknya musim hujan yang bersamaan dengan La Nina Lemah. 

Hal ini mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40%. Fenomena ini berlangsung mulai November atau akhir 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025. 

Sebagai informasi, La Nina adalah fenomena anomali iklim global yang diakibatkan oleh suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang mendingin, lebih dingin dibandingkan biasanya. 

“Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca. Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dilansir dari laman resmi BMKG.

Dwikorita menuturkan, fenomena La Nina ini berpotensi mengakibatkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung. 

Termasuk, kata dia, bencana banjir lahar hujan yang berpotensi terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik dari gunung berapi berupa pasir, abu, dan bebatuan serta kayu atau pohon, terutama untuk gunung api yang saat ini sedang atau baru saja mengalami erupsi. 

Untuk itu, menurutnya, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan seluruh komponen baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper