Bisnis.com, JAKARTA – Para pemimpin negara-negara G20 merilis pernyataan bersama yang menyoroti penderitaan yang disebabkan oleh konflik-konflik di Gaza dan Ukraina, sambil menyerukan kerja sama dalam hal perubahan iklim, pengentasan kemiskinan, dan kebijakan pajak.
Isu tersebut dibahas para pemimpin pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Museu De Arte Moderna, Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11/2024).
Melansir Reuters, Selasa (19/11/2024), diskusi dalam KTT G20 mencakup perdagangan, perubahan iklim, dan keamanan internasional akan berhadapan dengan perubahan kebijakan AS yang tajam yang dijanjikan oleh presiden terpilih Donald Trump, mulai dari tarif hingga janji solusi bagi perang di Ukraina.
Namun, para pemimpin di KTT G20 mampu mencapai konsensus yang sempit mengenai perang Ukraina, yang secara ringkas berfokus pada penderitaan manusia dan dampak ekonomi dari konflik tersebut.
Pernyataan para pemimpin juga menyatakan keprihatinan mendalam mengenai situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Jalur Gaza dan menyerukan dengan segera bantuan dan perlindungan yang lebih banyak untuk warga sipil serta gencatan senjata yang komprehensif di Gaza dan Lebanon.
Setelah serangan udara besar-besaran Rusia di Ukraina pada hari Minggu, para diplomat Eropa telah mendorong untuk meninjau kembali bahasa yang telah disepakati sebelumnya mengenai konflik global, tetapi mereka akhirnya mengalah.
Baca Juga
AS juga telah mencabut batasan sebelumnya mengenai penggunaan senjata buatan AS oleh Ukraina untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri KTT G20 dan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Sebelumnya, para diplomat melakukan negosiasi selama akhir pekan untuk menyelesaikan pernyataan bersama tersebut, dengan perdebatan mengenai kebijakan iklim yang berlangsung hingga dini hari pada hari Minggu, menurut orang-orang yang terlibat dalam perundingan tersebut.
Dalam pernyataan mereka, para pemimpin sepakat bahwa dunia perlu mencapai kesepakatan pada akhir pertemuan perubahan iklim COP29 PBB di Azerbaijan mengenai tujuan keuangan baru untuk berapa banyak uang yang harus diberikan oleh negara-negara kaya kepada negara-negara berkembang yang lebih miskin.
Para pejabat COP29 telah meminta para pemimpin G20 untuk memberikan sinyal yang kuat untuk membantu memecahkan kebuntuan dalam pendanaan iklim.
Meskipun pernyataan bersama tersebut mengatakan bahwa negara-negara perlu menyelesaikan masalah ini, mereka tidak mengindikasikan apa yang seharusnya menjadi solusi dalam pertemuan puncak PBB yang akan berakhir pada hari Jumat.
Sebagai tuan rumah pertemuan G20 tahun ini, Brasil memperluas fokus kelompok ini pada kemiskinan dan kelaparan ekstrem, sambil memperkenalkan perdebatan tentang kerja sama untuk mengenakan pajak yang adil bagi negara-negara terkaya di dunia - topik yang juga disoroti dalam pernyataan bersama para pemimpin.
Aliansi Lawan Kelaparan & Kemiskinan
Presidensi G20 Brasil meluncurkan inisiatif berupa Aliansi Global untuk Melawan Kelaparan dan Kemiskinan (Global Alliance Against Hunger dan Poverty), pada pembukaan KTT G20, Senin (18/11/2024). Aliansi itu menargetkan pemberantasan kemiskinan dan kelaparan pada 2030.
Untuk diketahui, isu kelaparan dan kemiskinan merupakan di antara isu yang menjadi fokus Presidensi G20 Brasil. Pada pembukaan KTT G20, aliansi global itu diluncurkan dengan melibatkan 148 anggota, termasuk 82 negara. Indonesia termasuk salah satunya.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula dan Silva mengatakan bahwa kelaparan dan kemiskinan merupakan simbol dari tragedi bersama. Dia menyoroti bahwa masih ada 733 juta orang yang mengalami malnutrisi.
"Ini seperti populasi gabungan dari Brasil, Meksiko, Jerman, Inggris, Afrika Selatan dan Kanada mengalami kelaparan di dunia yang menghasilkan hampir 6 miliar ton makanan per tahunnnya. Ini tidak bisa diterima," ujar Presiden Lula pada sambutannya di pembukaan KTT G20 2024, di Museu de Arte Moderna, Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11/2024).
Adapun komitmen dari inisiatif tersebut adalah untuk membuat program pemberian transfer tunai ke 500 juta orang di negara-negara berpenghasilan rendah serta menengah ke bawah pada 2030.
Alinasi itu juga bertujuan untuk memperluas pemberian makan bergizi untuk tambahan 150 juta anak sekolah di negara-negara yang mengalami kemiskinan anak serta kelaparan.
Program itu nantinya diharapkan bisa didanai melalui kredit maupun hibah melalui bank pembangunan multilateral.
Lula menjelaskan, peluncuran aliansi itu di Forum G20 bukan tanpa alasan. Pasalnya, forum ekonomi tersebut meliputi negara-negara anggota yang mewakili 85% dari PDB dunia sebesar US$110 triliun.
Tidak hanya itu, Forum G20 juga berisi 75% dari US$32 triliun dari perdagangan barang dan jasa serta dua per tiga dari populasi dunia sebesar 8 miliar jiwa.
"Hal ini berada di kehendak mereka yang duduk di meja ini untuk melaksanakan tugas mendesak dalam mengakhiri momok memalukan bagi kemanusiaan," papar politisi yang berasal dari anak buruh tani itu.
Nantinya, aliansi global tersebut akan mengartikulasi rekomendasi internasional, kebijakan publik yang efektif serta sumber pembiayaan guna mewujudkan target pemberantasan kelaparan dan kemiskinan di 2030.