Bisnis.com, JAKARTA — Institute For Development of Economics and Finance alias Indef menyatakan pemerintahan Prabowo Subianto harus bisa memperbaiki daya beli masyarakat dalam 100 hari pertama masa kerjanya.
Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto menjelaskan bahwa belakangan berbagai indikasi menunjukkan bahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat. Dia mencontohkan, sejak Kuartal IV/2023, pertumbuhan konsumsi rumah tangga selalu lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi.
Eko menekankan, 100 hari pertama pemerintahan Prabowo merupakan saat-saat penentu ekspektasi pasar. Jika awalnya sudah bagus maka setelahnya pasar akan mempunyai kepercayaan tinggi—begitu juga sebaliknya.
"Growth-nya, katakanlah konsumsi rumah tangga bisa di atas pertumbuhan ekonomi, lah. Kalau ada indikasi itu, ada ekspektasi baru. Kalau tetap melemah, sulit kita dikasih angka-angka yang terlalu ambisius," jelas Eko dalam diskusi publik Indef secara daring, Senin (18/11/2024).
Oleh sebab itu, dia mendorong kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Prabowo harus diarahkan untuk perbaikan daya beli. Apalagi, sambungnya, target pertumbuhan ekonomi Prabowo mencapai 8%.
Eko menjelaskan, konsumsi rumah tangga butuh stimulus bukan malah diberi aneka kenaikan pungutan. Dia mencontohkan, pemerintah ingin menaikkan PPN sebesar 1% dari 11% menjadi 12%, menerapkan tarif Tapera, subsidi KRL berbasis KTP, dan sebagainya.
Baca Juga
Menurutnya, berbagai kebijakan tersebut seakan hanya ingin menargetkan penerimaan negara tanpa melihat kondisi riil masyarakat.
"Harga-harga yang sebenarnya bisa dikendalikan pemerintah tapi tetap dipaksakan untuk naik ini tentu akan makin menggerus level konsumsi kita," ujarnya.
Sebagai informasi, belakangan memang pertumbuhan konsumsi rumah tangga memang stagnan dan selalu berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi.
Perinciannya pada Kuartal IV/2023: pertumbuhan ekonomi mencapai 5,04% (year on year/YoY), sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya 4,46% (YoY).
Pada Kuartal I/2024: pertumbuhan ekonomi mencapai 5,11% (YoY), sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya 4,91% (YoY).
Pada Kuartal II/2024: pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05% (YoY), sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya 4,93% (YoY).
Terakhir pada Kuartal III/2024: pertumbuhan ekonomi mencapai 4,95% (YoY), sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya 4,91% (YoY).