Di COP 29, APRIL Group Paparkan Strategi Dukung FOLU Net Sink

APRIL Group berkomitmen pada pengelolaan hutan berkelanjutan melalui pendekatan produksi-proteksi dan restorasi ekosistem guna mendukung target iklim Indonesia
Foto: Di COP 29, APRIL Group Paparkan Strategi Dukung FOLU Net Sink
Foto: Di COP 29, APRIL Group Paparkan Strategi Dukung FOLU Net Sink

Bisnis.com, AZERBAIJAN - Sektor swasta memegang peran strategis dalam mengatasi perubahan iklim global. Salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah berinvestasi kembali pada alam melalui upaya restorasi hutan dan pelestarian ekosistem.

Dalam sesi CEO Dialogue di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC di Baku, Azerbaijan, pada 11 November 2024, produsen pulp dan kertas, APRIL Group membagikan komitmennya dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan dengan berinvestasi pada alam lewat pendekatan Produksi-Proteksi.

Sebagai informasi, area hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola APRIL menghasilkan bubur kayu yang diolah menjadi berbagai produk, seperti tisu, kertas, dan bahan tekstil. Salah satunya adalah produk unggulan “PaperOne” yang dipasarkan ke lebih dari 110 negara di seluruh dunia.

“Dalam konsesi HTI yang kami kelola, kami juga melestarikan hutan alam. Ini yang kami sebut dengan Produksi-Proteksi. Lewat pendekatan ini, area HTI yang dikelola APRIL berfungsi sebagai pelindung bagi hutan alam,” kata Sihol Aritonang, Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper, unit operasional APRIL Group, saat berbicara di Paviliun Indonesia, di CoP29.

Sihol mengatakan pendekatan ini merupakan bagian penting dari strategi perusahaan untuk berkontribusi pada pencapaian FOLU Net Sink pada 2030. Pendekatan ini efektif karena sumber daya dari hutan produksi dapat dimanfaatkan untuk melindungi hutan alam.

Selain itu, sejak 2020, APRIL telah berkomitmen menginvestasikan $1 untuk setiap ton kayu yang masuk ke dalam rantai pasokannya guna mendukung konservasi tidak hanya di dalam konsesinya tetapi juga di luar konsesi melalui kemitraan dengan berbagai pihak. Hingga saat ini, APRIL telah menginvestasikan hampir 35 juta dollar AS untuk komitmen konservasi dan restorasi ini.

Saat ini, APRIL mengelola 454.045 ha area HTI. Melalui pendekatan produksi-proteksi, APRIL menargetkan komitmen 1:1, artinya setiap hektare HTI akan diimbangi dengan satu hektare hutan alam yang dilestarikan atau direstorasi. Hingga saat ini, 361.231 hektare hutan telah berhasil dikonservasi, mencapai 88% dari target.

Salah satu upaya penting dalam pemenuhan komitmen ini adalah program Restorasi Ekosistem Riau (RER), yang mencakup area seluas dua kali wilayah Singapura, di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, Riau. Program ini menjadi rumah bagi 896 spesies flora dan fauna, termasuk spesies langka dan terancam punah.

APRIL berharap upaya perusahaan dalam restorasi dapat sejalan dengan target Pemerintah Indonesia dalam rehabilitasi hutan dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Dalam kesempatan yang sama, Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto pada COP29, Hashim Djojohadikusumo, sebelumnya mengungkapkan komitmen pemerintah Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim, salah satunya melalui rehabilitasi hutan dan perlindungan satwa liar.

“Presiden Prabowo telah menyetujui program rehabilitasi masif untuk memulihkan 12,7 juta hektare hutan terdegradasi dengan pendekatan yang lebih beragam secara hayati,” kata Hashim saat membuka Paviliun Indonesia di COP29.

Menurut Hashim, rehabilitasi ini tidak hanya melibatkan tanaman pohon, tetapi juga pemulihan habitat untuk satwa liar. Sebagai bukti keberhasilan, konsep ini telah diterapkan di Samboja Lestari, Balikpapan, di mana 1.800 hektare padang rumput berhasil dipulihkan dalam 20 tahun terakhir.

Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Di COP 29, APRIL Group Paparkan Strategi Dukung FOLU Net Sink

Untuk mendukung keberlanjutan produksi bahan baku kayu, APRIL terus meningkatkan produktivitas hutan industri melalui berbagai inovasi.

“Komitmen kami adalah untuk mempromosikan upaya konservasi sekaligus meningkatkan produktivitas konsesi hutan tanaman industri kami.” Lanjut Sihol.

Sejak tahun 2019, produktivitas kayu yang ditanam oleh APRIL (mean annual increment) telah meningkat lebih dari 10%, mencapai 22,4 ton/ha/tahun. Hingga 2030, APRIL menargetkan akan meningkatkan produktivitas areal HTI hingga 50% dengan serangkaian inovasi dan riset yang telah dilakukan. Komitmen ini sejalan dengan target APRIL2030 pada pilar thriving landscape. 

Untuk mencapainya, APRIL menerapkan pendekatan spesifik dalam pemilihan spesies pohon yang cocok dan tahan hama untuk setiap lahan, serta menerapkan silvikultur yang sesuai untuk meningkatkan produktivitas tanah tersebut. Selain itu, perusahaan juga fokus pada manajemen sumber daya manusia untuk mendukung semua upaya ini.

"Dengan demikian, kami berkontribusi secara langsung dan terukur terhadap pencapaian target pengurangan emisi karbon di sektor kehutanan," ujar Sihol.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper