Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) menciptakan ketidakpastian yang tinggi bagi pasar dan para pembuat kebijakan, mengingat prioritas perdagangan yang sangat berbeda dari para kandidat.
Melansir Bloomberg, Rabu (23/10/2024), IMF dalam laporan Global Financial Stability Report terbaru mengatakan persaingan sengit antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump berada di tengah peningkatan tensi geopolitik, sehingga menimbulkan ketidakpastian yang mendalam yang sejauh ini belum tercermin di pasar keuangan.
Direktur departemen moneter dan pasar modal IMF Tobias Andrian mengatakan pihaknya khawatir ada ketegangan antara optimisme di pasar dan tingkat valuasi di pasar dan latar belakang geopolitik di dalam dan di berbagai negara .
”(Hal ini) dapat menimbulkan guncangan global lebih lanjut,” kata Adrian seperti dikutip Bloomberg.
Pilpres AS pada 5 November di AS menjadi salah satu ketidakpastian utama bagi pasar dan pengawas ekonomi seperti IMF. Hal ini mengingat besarnya ukuran ekonomi dan dampak langsung dari kebijakan-kebijakan AS terhadap keuangan dan perdagangan global.
Adrian menunjuk pada kebijakan tarif dan industri, serta potensi pembalasan tarif sebagai salah satu risikonya. Trump telah mengancam akan menerapkan tarif baru untuk impor dari China, dan juga tarif untuk mitra dagang lainnya.
Baca Juga
Peringatan IMF mengenai risiko pasar dari guncangan geopolitik sangat kontras dengan pandangannya mengenai gambaran ekonomi yang lebih luas, yang terlihat lebih optimistis.
Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) yang juga dirilis bersamaan, IMF sedikit menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk tahun depan menjadi 3,2% dan memperingatkan bahwa risiko-risiko penurunan sedang meningkat. Di sisi lain, IMF masih melihat ekonomi dunia berada di jalur soft landing.
Proyeksi ini lebih rendah 0,1 poin persentasi dari rilis WEO sebelumnya pada Juli 2024. Adapun outlook pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak berubah pada 3,2%, sedangkan inflasi global diperkirakan melambat menjadi 4,3% pada 2025 dari 5,8% tahun ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, IMF telah memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia cenderung landai dalam jangka menengah. Hal ini membuat negara-negara kekurangan sumber daya untuk mengurangi kemiskinan dan menghadapi perubahan iklim.
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan risiko-risiko global semakin meningkat dan ekonomi global sedang dalam ketidakpastian yang semakin besar.
“Ada risiko geopolitik, dengan potensi eskalasi konflik regional, yang dapat memengaruhi pasar komoditas. Ada peningkatan proteksionisme, kebijakan-kebijakan proteksionis, gangguan-gangguan dalam perdagangan yang juga dapat mempengaruhi aktivitas global,” jelasnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (23/10/2024).
Meskipun prospek IMF tidak secara eksplisit menyebutkan pilpres AS pada November mendatang, perhelatan politik AS tersebut dilaksanakan berdekatan dengan pertemuan tahunan menteri keuangan dan gubernur bank sentral dunia di markas besar IMF dan World Bank di Washington, yang berjarak hanya tiga blok dari Gedung Putih.