Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lengkap, Ini Profil Menteri Keuangan dan Wamenkeu Pilihan Prabowo di Kabinet Merah Putih

Berikut profil lengkap Menteri Keuangan Sri Mulyani beserta tiga wakilnya, Suahasil Nazara, Thomas Djiwandono, dan Anggito Abimanyu.
Annasa Rizki Kamalina, Maria Elena, Surya Dua Artha Simanjuntak
Senin, 21 Oktober 2024 | 12:57
Presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berfoto saat pembekalan calon anggota Kabinet 2024-2029 di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (16/10/2024). / dok. Instagram @smindrawati
Presiden terpilih Prabowo Subianto (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berfoto saat pembekalan calon anggota Kabinet 2024-2029 di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (16/10/2024). / dok. Instagram @smindrawati

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto resmi melantik menteri keuangan dan tiga wakil menteri keuangan dalam Kabinet Merah Putih. Berikut profil lengkap para pengawal APBN dan perekonomian tersebut.

Prabowo resmi melantik 54 menteri serta pejabat setingkat menteri (kepala badan/lembaga) Kabinet Merah Putih periode 2024—2029 pada Senin (21/10/2024). Acara pelantikan menteri dan pejabat setingkat menteri itu berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta.

"Bersediakah saudara-saudara untuk diambil sumpah janji menurut agama masing-masing?" tanya Prabowo kepada para menteri dan pejabat setara menteri.

"Bersedia." ujar mereka.

Para menteri dan pejabat setingkat menteri kemudian mengucapkan sumpahnya untuk setia kepada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan menjalankan seluruh peraturan perundang-undangan selurus-lurusnya demi bangsa dan negara. Mereka juga bersumpah bahwa akan menjunjung tinggi etika jabatan saat menjalankan tugas.

Mereka juga bersumpah akan bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Di antara deretan pembantu Prabowo-Gibran itu, terdapat wajah-wajah lama yang menduduki kursi pemerintahan. Berdasarkan catatan Bisnis, terdapat sekitar 22 nama yang sebelumnya menjabat menteri dan wakil menteri pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, kini kembali terpilih dalam Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.

Salah satunya adalah bendahara negara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia yang menjadi pengelola anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sepanjang era pemerintahan Jokowi kini kembali bertugas untuk mengawal keuangan negara era Prabowo.

Sri Mulyani akan didampingi oleh tiga wakil menteri keuangan (wamenkeu), yakni Suahasil Nazara yang mendampinginya sejak 2019, lalu Thomas Djiwandono—keponakan Prabowo—yang menjabat sejak Juli 2024, dan Anggito Abimanyu yang pernah menjadi petinggi Kemenkeu.

Berikut profil Sri Mulyani, Suahasil Nazara, Thomas Djiwandono, dan Anggito Abimanyu:

Sri Mulyani

Sri Mulyani Indrawati lahir di Lampung, 26 Agustus 1962. Sebelumnya, dia menjabat sebagai menteri keuangan di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2016.

Dia juga pernah menjabat sebagai menteri keuangan era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2005—2010. Tidak hanya menteri keuangan, di pemerintahan itu Sri Mulyani juga sempat menjabat sebagai menteri perencanaan pembangunan nasional/kepala Bappenas (2004—2005) dan Plt. menteri koordinator bidang perekonomian (2009).

Dia bahkan sempat berkarier di World Bank alias Bank Dunia pada 2010—2016. Tidak tanggung-tanggung, jabatannya saat itu adalah Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Sri Mulyani sendiri memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986) dan melanjutkan sekolahnya di University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat.

Dirinya mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics pada 1990. Setelah itu dia mendapatkan gelar Ph.D. in Economics pada 1992.

Sebelum terjun ke pemerintahan, Sri Mulyani merupakan spesialis penelitian keuangan publik, kebijakan fiskal, dan ekonomi tenaga kerja. Dirinya menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.

Mulai 2002, Sri Mulyani terpilih menjadi Executive Director pada International Monetary Fund (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group).

Suahasil Nazara

Suahasil lahir pada 23 November 1970. Suahasil merupakan lulusan dari Universitas Indonesia pada 1994, kemudian mendapatkan gelar Master of Science (MSc.) dari Cornell University USA pada 1997.

Selanjutnya, pada 2003, dia meraih gelar Doctor of Philosophy (PhD.) dari University of Illinois at Urbana-Champaign USA.

Suahasil Nazara menjadi PNS sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) sejak 1999, dan pada 2009 mendapatkan gelar Guru Besar (Profesor) di bidang Ilmu Ekonomi.

Di lingkungan FEB-UI, Suahasil pernah menjadi Kepala Program Studi Pascasarjana Ilmu Ekonomi (2004—2005), Kepala Lembaga Demografi (2005—2008), dan Ketua Departemen Ilmu Ekonomi (2009—2013).

Dia pernah menjadi anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan bidang Desentralisasi Fiskal (2009—2011). Suahasil juga aktif di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai pengurus, dan juga pernah memegang jabatan Wakil Ketua Komite Pengawas Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) pada periode 2009—2015.

Jabatan lain yang pernah didudukinya adalah Koordinator Pokja Kebijakan di Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada Kantor Wakil Presiden RI (2010—2015), serta menjadi Anggota Dewan Komite Ekonomi Nasional (KEN) pada 2013—2014.

Sejak 6 Februari 2015, Suahasil menjalankan tugas sebagai Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), dan pada 31 Oktober 2016 dilantik oleh Menteri Keuangan sebagai pejabat definitif Kepala BKF.

Thomas Djiwandono

Thomas sebelumnya merupakan anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Ekonomi dan Keuangan, yang juga keponakan dari Prabowo.

Mengutip dari situs resmi Partai Gerindra, Thomas atau yang kerap disapa Tommy, kelahiran Jakarta, 7 Mei 1972, merupakan putra pertama dari pasangan Soedradjad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati.

Ayahnya merupakan mantan Gubernur Prabowo Subianto (BI) era Presiden RI Soeharto, yang saat ini mengajar di Nanyang Technological University, Singapura.

Sedangkan ibunya Bianti, adalah kakak kandung dari Prabowo Subianto, pendiri Partai Gerindra.

Thomas juga merupakan cicit R.M Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank BNI 46.

Tommy merupakan lulusan Haverford College, Pennsylvania, Amerika Serikat, dengan bidang studi sejarah.

Kemudian, dia mengambil master di bidang International Relations and International Economics di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, Washington, Amerika Serikat.

Tommy memulai kariernya sebagai wartawan magang di Majalah Tempo pada 1993 dan pada 1994 di Indonesia Business Weekly.

Selain itu, Tommy juga pernah bekerja sebagai analisis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong.

Pada 2006, dia membantu pamannya Hashim di Arsari Group dan menjabat sebagai Deputy CEO Arsari Group, perusahaan agrobisnis.

Pada bidang politik, selain terlibat di Partai Gerindra, Tommy pernah menjadi Caleg di Provinsi Kalimantan Barat.

Anggito Abimanyu

Anggito merupakan lulusan Sarjana Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangungan UGM (1985). Dia pernah menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) di zaman Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono atau pada periode 2003—2010.

Sementara pada periode 1999 hingga 2003, dirinya menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan.

Anggito melanjutkan pendidikan pada 1989 dan 1993 Anggito berhasil meraih gelar Masters of Science dan Doctor of Philosophy dari University of Pennsylvania, Philadelpia, USA.

Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat pada 19 Februari 1963 itu juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Kementerian Agama (2012—2014).

Anggito pun beralih ke ranah ekonom perbankan, sebagai Chief Economist Bank BRI (2014—2017) dan pada waktu yang sama, dirinya juga menjadi Komisaris di Bank BRI Syariah (2015—2017).

Bekalnya yang pernah menjabat di Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, dan bank syariah, Anggito diamanatkan sebagai Kepala Badan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) pada periode 2017—2022.

Pada dua tahun lalu atau 2022, Anggito pernah mendaftar sebagai calon Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), namun tak lolos.

Lantas dirinya melanjutkan kegiatannya sebagai Dosen di Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2018—sekarang) dan Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM (2022—sekarang).
(Dany Saputra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper