Bisnis.com, JAKARTA - Selama satu dekade terakhir, sukuk negara telah memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Indonesia. Instrumen pembiayaan berbasis syariah ini menjadi salah satu solusi efektif dalam mendukung pembangunan nasional, sambil tetap memenuhi prinsip-prinsip keuangan Islam.
Melalui penerbitan sukuk negara, pemerintah Indonesia tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas infrastruktur, tetapi juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan melalui investasi yang etis dan bertanggung jawab.
Peran Sukuk Negara dalam Pembangunan Infrastruktur
Sejak penerbitan pertama sukuk negara pada 2008, Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memanfaatkan instrumen ini untuk pembangunan. Dalam 10 tahun terakhir (2014-2024), sukuk negara telah berhasil membiayai berbagai proyek infrastruktur senilai 241,94 triliun rupiah.
Menurut data Kementerian Keuangan, hingga tahun 2024, penerbitan sukuk negara telah digunakan untuk mendanai proyek-proyek strategis seperti pembangunan jalan tol, jalur kereta api, bandara, pelabuhan, hingga fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Sukuk negara telah membuktikan kemampuannya sebagai instrumen pembiayaan APBN yang stabil bagi pemerintah, di tengah fluktuasi kondisi ekonomi global dan tantangan likuiditas. Pendekatan berbasis syariah ini juga menarik minat investor yang mengedepankan prinsip-prinsip keuangan yang etis, baik dari kalangan domestik maupun internasional. Hal ini terlihat dari tingginya minat masyarakat dan investor asing terhadap sukuk yang diterbitkan oleh Indonesia, yang kemudian berkontribusi terhadap stabilitas fiskal nasional.
Tony Prianto, Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan, ketika dihubungi menyampaikan bahwa “Selama satu dekade terakhir, Sukuk Negara telah membuktikan perannya sebagai instrumen strategis dalam pembiayaan pembangunan Indonesia. Melalui penerbitan sukuk, Pemerintah mampu membiayai berbagai proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, jembatan, bandara, hingga fasilitas pendidikan dan kesehatan”.
Capaian Signifikan dalam Pembangunan Infrastruktur
Salah satu capaian terbesar dari penerbitan sukuk negara adalah pembangunan infrastruktur yang merata di berbagai wilayah Indonesia. Menurut laporan Kementerian Keuangan per 31 Agustus 2024, sebanyak 6.104 proyek infrastruktur telah didanai melalui sukuk negara, termasuk di wilayah-wilayah terpencil yang selama ini sulit terjangkau oleh pembangunan. Misalnya, pembangunan jalur kereta api di Sulawesi, serta pembangunan jalan dan jembatan di kawasan Indonesia Timur, yang selama ini tertinggal dari segi aksesibilitas.
Salah satu contoh proyek yang dibiayai oleh Sukuk Negara adalah Pembangunan Jembatan Sei Alalak yang berada di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Jembatan Sei Alalak memiliki fungsi yang sangat penting sebagai sebagai jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan di Kalimantan Tengah.
Jembatan Sei Alalak sangat bermanfaat bagi masyarakat karena menghembat waktu dan biaya transportasi, serta memperlancar arus transportasi, logistik dan perdagangan antara Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah. Selain itu, diharapkan juga dengan adanya Jembatan Sei Alalak mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah sekitarnya, serta menciptakan sentra-sentra ekonomi baru.
Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr.
Proyek infrastruktur ini tidak hanya memberikan dampak langsung dalam hal peningkatan konektivitas antarwilayah, tetapi juga meningkatkan produktivitas ekonomi lokal.
Dengan adanya akses yang lebih baik, mobilitas barang dan jasa menjadi lebih efisien, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah tersebut. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang didanai oleh sukuk negara juga memberikan dampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dukungan terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Salah satu ciri khas dari sukuk negara adalah komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan. Pada 2018, Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menerbitkan sukuk hijau (green sukuk), sebuah instrumen pembiayaan yang dirancang khusus untuk mendukung proyek-proyek yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan. Sejak saat itu, pemerintah telah memanfaatkan sukuk hijau untuk mendanai berbagai proyek ramah lingkungan, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga air, pengelolaan limbah, dan konservasi hutan.
Salah satu proyek yang dibiayai dengan hasil penerbitan Green Sukuk adalah pembangunan Pusat Persemaian Permanen Likupang di Taman Wisata Alam Batu Putih, Bitung, Sulawesi Utara. Pusat Persemaian ini berhasil memproduksi 2,5 juta bibit pohon, yang mencakup jenis-jenis pohon kehutanan dan tanaman serbaguna bernilai ekologis dan ekonomis, seperti meranti, ulin, mahoni, dan kopi, untuk mendukung rehabilitasi lahan oleh pemerintah dan masyarakat.
Pusat ini juga berperan dalam mendukung peningkatan kualitas lingkungan di Kawasan Ekonomi Khusus Likupang, yang telah ditetapkan sebagai destinasi wisata prioritas super oleh pemerintah pusat untuk pengembangan ekowisata dan wisata budaya.
Source: Green Sukuk Allocation and Impact Report 2023
Keberhasilan penerbitan sukuk hijau menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung agenda global terkait perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan dana dari sukuk hijau, Indonesia berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2060.
Tony Prianto menyampaikan bahwa, “Green Sukuk telah membuktikan sebagai instrumen keuangan yang strategis dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Green Sukuk tidak hanya berperan dalam pembiayaan infrastruktur ramah lingkungan, tetapi juga membantu pemerintah mencapai target mitigasi perubahan iklim dan pengurangan emisi karbon”. Dengan mendukung pembiayaan proyek-proyek hijau, Pemerintah menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, tambahnya.
Partisipasi Masyarakat dalam Pembiayaan Pembangunan
Salah satu aspek menarik dari sukuk negara adalah kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Melalui sukuk ritel dan sukuk tabungan, masyarakat luas, termasuk investor kecil, dapat membeli instrumen ini dengan nominal yang terjangkau.
Hal ini menciptakan partisipasi inklusif dalam pembiayaan pembangunan, di mana semua lapisan masyarakat dapat turut andil dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek strategis lainnya. Selain tentunya, masyarakat mendapat imbal hasil yang kompetitif atas penempatan investasi di sukuk negara.
Memfasilitasi Masyarakat untuk Berwakaf
Cash Waqf Linked Sukuk Ritel (CWLS Ritel) atau Sukuk Wakaf Ritel adalah investasi wakaf uang pada sukuk negara yang imbalannya disalurkan oleh Nazhir (pengelola dana dan kegiatan wakaf) untuk membiayai program sosial dan pemberdayaan ekonomi umat.
Melalui CWLS Ritel, Pemerintah memberi fasilitas dan kemudahan bagi masyarakat individu dan Institusi untuk berwakaf uang dengan aman dan produktif serta berpartisipasi langsung dalam mendukung akselerasi penguatan ekonomi kerakyatan. Penempatan minimal adalah 1 juta rupiah dan dana akan kembali 100% untuk pewakaf (Wakif) pada saat jatuh tempo SBSN. Imbalan yang dibayarkan setiap bulan dipergunakan sebagai dana wakaf untuk pembiayaan program/kegiatan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sukuk wakaf telah menjadi salah satu instrumen inovatif dalam mendukung pembangunan Indonesia, terutama di sektor sosial kemasyarakatan. Sejak diluncurkan, sukuk wakaf telah mendanai berbagai proyek yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, seperti pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur sosial.
CWLS juga diakui di dunia internasional melalui penghargaan dari IsDB Prize Award pada tahun 2023 sebagai Inovasi solusi yang berdampak positif dan signifikan bagi kehidupan masyarakat. Sementara di dalam negeri, Kemenpan RB memberikan penghargaan sebagai top inovasi berkelanjutan pada Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik (PKRI) 2024.
Salah satu contoh program sosial utama pada SWR004 tahun 2023 lalu yaitu berupa wakaf produktif dalam bentuk program ketahanan pangan melalui pemberdayaan peternak dan petani yang dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia.
Pada program pemberdayaan peternak, imbal hasil SWR004 akan diwujudkan untuk pengadaan bakalan dan penggemukan hewan ternak termasuk juga pengadaan sarana/prasarana yang mendukung kegiatan peternakan. Beberapa skema program pemberdayaan peternak telah disiapkan untuk penyaluran imbal hasil SWR004.
Salah satu program penyaluran imbal hasil SWR004 adalah melalui pengelolaan hewan ternak dengan pola bagi hasil melalui peternak yang tergabung dalam alumni Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang dibina oleh Institut Pertanian Bogor (IPB).
Imbal hasil SWR004 akan dibelikan bakalan hewan ternak untuk kemudian digemukkan dan dijual kepada masyarakat. Hasil penjualan hewan ternak akan digunakan untuk membeli bakalan hewan ternak kembali, sedangkan hasil keuntungan akan didistribusikan dengan pola bagi hasil kepada peternak.
Hasil keuntungan penjualan hewan ternak sebesar 65% akan diberikan kepada peternak dan 35% akan disalurkan dalam bentuk beasiswa pendidikan yang akan disalurkan oleh IPB. Sedangkan untuk program pemberdayaan petani, imbal hasil wakaf SWR004 akan dijajaki untuk disalurkan dalam bentuk pembibitan tanaman jahe bersama mitra nazhir Rumah Wakaf Indonesia.
Dengan pola pengelolaan bagi hasil dengan peternak, penerima manfaat tidak saja bagi peternak, namun dapat disalurkan dalam bentuk beasiswa Pendidikan. Pengadaan hewan ternak juga dapat berlanjut karena hasil penjualan akan digunakan untuk membeli hewan ternak yang baru, sehingga program terus berkelanjutan.
Penyaluran imbal hasil SWR004 selain untuk ketahanan pangan, juga disalurkan untuk program pendidikan melalui kegiatan yang menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik dalam bentuk pemberian beasiswa maupun bantuan penelitian atau pemberdayaan Masyarakat.
Penyaluran imbal hasil SWR004 di bidang pendidikan ini merupakan kerja sama khusus dengan institusi pendidikan antara lain IPB University, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Telkom University.
Prospek Ke Depan
Ke depan, peran sukuk negara diperkirakan akan semakin penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan keberlanjutan ekonomi. Pemerintah telah menyatakan komitmennya untuk terus mengembangkan pasar sukuk, baik melalui penerbitan sukuk hijau maupun sukuk ritel yang lebih inklusif.
Selain itu, sukuk negara juga akan berperan penting dalam pembiayaan program-program strategis pemerintah, seperti pemulihan ekonomi pasca-pandemi, pembangunan ibu kota negara baru, dan peningkatan konektivitas digital.
Dalam 10 tahun terakhir, sukuk negara telah membuktikan peran strategisnya dalam mendukung pembangunan Indonesia. Melalui pembiayaan yang berkelanjutan dan inklusif, sukuk negara telah memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta pelestarian lingkungan. Keberhasilan penerbitan sukuk hijau juga menegaskan komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan, sekaligus menunjukkan potensi besar sukuk dalam mendanai proyek-proyek ramah lingkungan.
Dengan prospek yang cerah ke depan, sukuk negara diharapkan akan terus menjadi instrumen andalan dalam pembiayaan pembangunan nasional, serta memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Bagi masyarakat, sukuk negara juga menawarkan peluang investasi yang etis dan bertanggung jawab, sekaligus memberikan kesempatan untuk ikut serta dalam pembangunan yang berkelanjutan.