Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Manufaktur Naik Tembus Rp178,7 Triliun Meski Industri Kontraksi

Realisasi investasi manufaktur naik 9,16% menjadi Rp178,7 triliun pada triwulan III/2024 meski industri tengah mengalami kontraksi.
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi manufaktur mencapai Rp178,7 triliun pada triwulan III/2024 atau berkontribusi 41,4% dari total realisasi investasi periode ini. Realisasi ini naik 9,16% dibandingkan capaian triwulan III/2023 sebesar Rp163,7 triliun. 

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan, manufaktur berada di posisi kedua realisasi investasi terbesar berdasarkan sektor, lebih tinggi dari invesatsi sektor primer. 

"Untuk totalnya itu adalah Rp431,5 triliun yang mana kue paling besar ada di infrastruktur dan jasa 42% atau Rp181 triliun, baru manufaktur 41,4% atau Rp178,7 triliun baru primer 16,6% atau Rp71,8 triliun," kata Rosan, Selasa (15/10/2024). 

Jika merujuk pada data BKPM, realisasi investasi manufaktur secara kumulatif periode Januari-Juni 2024 mencapai Rp337 triliun atau 40,6% dari total realiasi investasi periode tersebut. 

Adapun, sepanjang tahun ini manufaktur memberikan kontribusi yang paling besar dari penanaman modal asing (PMA), sementara itu investasi dalam negeri atau PMDN berkontribusi paling besar pada infrastruktur dan jasa. 

"Ini cukup tumbuh secara gradual dan yang paling penting trennya meningkat jadi dengan tren meningkat ini membangun kepercayaan investor dalam maupun luar negeri untuk terus berinvetsasi karena iklim invesatsi kita yang makin baik, makin kita perbaiki ke depannya dan ini salah satu buktinya," jelasnya. 

Secara terperinci, investasi manufaktur terbesar pada periode triwulan III/2024 berasal dari sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya sebesar Rp55,87 triliun atau 12,95%. 

Disusul industri pertambangan dengan porsi 10,34% senilai Rp44,64 triliun, kemudian industri kimia dan farmasi sebesar Rp31,6 triliun atau berkontribusi 7,33% dan industri makanan Rp31,30 triliun atau berkontribusi 7,26%. 

Pertumbuhan investasi manufaktur dinilai positif di tengah kondisi Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia yang mengalami kontraksi dalam 3 bulan terakhir. Pada September 2024, PMI manufaktur RI tercatat di level 49,2. 

"Pertumbuhan dari sektor manufaktur selama 10 tahun terakhir itu kurang lebih 15,5% dari sektor manufaktur, kemudian kalau kita lihat juga ini mungkin breakdown-nya lebih terperinci dari manufaktur totalnya ini paling besar relatif sama dengan jasa," tuturnya. 

Berdasarkan data BKPM, pada 2014, investasi manufaktur tercatat senilai Rp199,1 triliun atau memberikan kontribusi 42,9% dari total realisasi. Sementara itu, pada 2023 investasi manufaktur mencapai Rp596,3 triliun dengan porsi 42,1%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper