Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi investasi pada kuartal III/2024 mencapai Rp431,48 triliun, tumbuh 15,24% secara tahunan atau tumbuh 0,72% secara kuartalan. Pertumbuhan tersebut terjadi di tengah PMI Manufaktur yang terus mengalami kontraksi atau di bawah 50 sejak Juli 2024.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menjelaskan bahwa fenomena tersebut terjadi karena faktor hilirisasi. Menurutnya, tetap banyak penanaman modal ke sektor yang ingin dihilirisasi oleh pemerintah di tengah kontraksi PMI Manufaktur.
"Memang di tengah kontraksi manufaktur, ini kita terus bertumbuh ya 15% kurang lebih, ya kembali lagi ini karena kontribusi hilirisasi, dan kalau lihat dari hilirisasi ini kita mempunyai keunggulan tersendiri karena raw material-nya [bahan mentahnya] seperti nikel, bauksit, itu memang adanya di kita," ujar Rosan di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).
Dia menjelaskan, pemerintah memang terus coba membangun ekosistem dari hulu ke hilir. Dia mencontoh, jika dahulu nikel hanya diolah menjadi stainless steel maka kini pemerintah juga sedang membangun industrinya.
Menurutnya, investor melihat kesempatan dari upaya pemerintah untuk melakukan hilirisasi di berbagai bidang tersebut. Oleh sebab itu, sambung Rosan, realisasi investasi terus tumbuh.
"Sehingga beberapa investasi yang masuk, yang dalam finalisasi, bergerak bukan hanya di bidang hilirisasi saja tapi juga industrinya sekarang," jelasnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengungkapkan realisasi investasi pada kuartal III/2024 mencapai Rp431,48 triliun. Perinciannya, realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp232,65 triliun, tumbuh 15,92% secara secara tahunan.
Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencatatkan realisasi sebesar Rp198,83 triliun dengan pertumbuhan sebesar 11,62% secara tahunan.
Khusus PMA, sektor yang paling diminati yaitu Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya dengan penanaman modal asing yaitu mencapai US$3,03 miliar atau setara 19,6% dari total PMA.
Di urutan kedua adalah sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi dengan penanaman modal asing sebesar US$2,02 miliar atau setara 13,03% dari total PMA. Ketiga, ada sektor Pertambangan dengan penanaman modal asing senilai US$1,56 miliar atau setara 10,06% dari total PMA.
Keempat, yaitu sektor Industri Kimia dan Farmasi dengan penanaman modal asing sebesar US$1,3 miliar atau setara 8,39% dari total PMA. Kelima, adalah sektor Industri Makanan dengan penanaman modal asing senilai US$0,92 miliar atau setara 5,94% dari total PMA.