Adapun, Gubernur BOK, Rhee Chang-yong, akan mengadakan konferensi pers pada Jumat malam untuk menjawab pertanyaan mengenai arah kebijakan suku bunga di masa depan. Selain mengungkapkan berapa banyak anggota dewan yang berbeda pendapat terhadap keputusan terbaru, gubernur kemungkinan akan menguraikan ekspektasi di antara anggota dewan mengenai suku bunga selama tiga bulan ke depan.
Faktor-faktor yang akan membantu memperkuat spekulasi mengenai pemotongan berikutnya termasuk belanja konsumen yang tidak terlalu tinggi, risiko kredit yang melemahkan investasi di industri konstruksi dan ketidakpastian geopolitik seperti ketegangan perdagangan AS-China dan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
Produk domestik bruto Korea Selatan menyusut secara tak terduga pada kuartal kedua setelah ekspansi yang lebih kuat dari perkiraan pada awal 2024. Penurunan investasi membebani aktivitas ekonomi dengan meningkatnya biaya pinjaman dan prospek konsumsi yang tidak menentu sehingga melemahkan sentimen.
Meski begitu, para pengambil kebijakan menganggap remeh penurunan pertumbuhan ini hanya bersifat sementara.
Penguatan nilai tukar won Korea Selatan terhadap dolar AS sejak pertengahan Agustus mungkin telah memberikan keyakinan kepada pihak berwenang bahwa mata uang tersebut dapat menahan dampak penurunan suku bunga. Bahkan dengan kenaikan tersebut, won tetap menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia tahun ini.