Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Penurunan Suku Bunga Acuan Jumbo di Amerika Serikat Sulit Terulang

Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan sulit menurunkan suku bunga acuan secara besar-besaran selama kondisi pasar tenaga kerja terjaga.
Ilustrasi dolar AS. Dok Freepik
Ilustrasi dolar AS. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan sulit menurunkan suku bunga acuan secara besar-besaran selama kondisi pasar tenaga kerja terjaga.

Mengutip Bloomberg pada Kamis (10/10/2024), Ketua The Fed Jerome Powell menggambarkan langkah tersebut sebagai kalibrasi ulang yang bertujuan untuk memastikan pasar tenaga kerja tetap kuat. Pernyataan ini berlawanan dengan pandangan para pejabat The Fed yang memperkirakan penurunkan suku bunga acuan masih akan terjadi, sehingga suku bunga akan ke kisaran 4,75% hingga 5%.  

Beberapa pejabat The Fed menyatakan dukungan mereka terhadap langkah penurunan bunga acuan karena data inflasi yang meyakinkan menuju target 2%.

Meski demikian, risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal atau Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan sejumlah pejabat lainnya di otoritas menginginkan penurunan suku bunga secara bertahap. Hal ini kemungkinan karena perekonomian masih sangat panas bahkan dalam menghadapi apa yang oleh pejabat Fed disebut sebagai kebijakan restriktif.

Risalah tersebut mengungkap, beberapa peserta rapat mengamati bahwa mereka lebih memilih pengurangan kisaran target sebesar 25 basis poin pada pertemuan ini. Sementara itu, sejumlah peserta lainnya mengindikasikan bahwa mereka dapat mendukung keputusan tersebut. 

“Nada dari para pejabat yang hawkish adalah, 'Jika ini yang Anda inginkan, kami akan memberikan yang ini. Banyak dari mereka menghadiri pertemuan tersebut menginginkan pemotongan 25 basis poin,” kata Derek Tang, ekonom di LH Meyer/Monetary Policy Analytics.

Risalah tersebut menyatakan mayoritas mendukung langkah pemangkasan 50 basis poin. Tang menyebut hal itu sebagai istilah yang langka dan menambahkan, “Yang tidak bisa mereka katakan adalah hampir semua orang mendukungnya.”

Powell menyetujui preferensi komite untuk bersikap bertahap dalam komentarnya pada pertemuan National Association for Business Economics di Nashville pada 30 September lalu.

“Ini bukanlah komite yang merasa terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dengan cepat. Kami akan berpedoman pada data yang masuk,” kata Powell.

Data pasar tenaga kerja periode September menunjukkan pemulihan yang besar dari perlambatan perekrutan selama tiga bulan sebelumnya. Payrolls naik 254,000 dan tingkat pengangguran turun menjadi 4.1%.

Pelacak PDB The Fed Atlanta kini memperkirakan perekonomian tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 3,2% pada kuartal ketiga. Beberapa pejabat Fed sudah menyatakan bahwa preferensi mereka adalah bergerak lebih lambat untuk saat ini.

“Mengingat kondisi perekonomian saat ini, saya memandang dampak pelonggaran terlalu banyak dan terlalu cepat karena lebih besar dibandingkan dampak pelonggaran yang terlalu terlambat,” kata Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem pada Senin lalu.

Adapun, Musalem akan menjadi anggota yang memiliki hak suara dalam Komite Pasar Terbuka Federal mulai 2025 mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper