Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deflasi 5 Bulan Beruntun, Ekonom Proyeksi BI Kembali Turunkan Suku Bunga Desember 2024

Deflasi beruntun, maupun stabilnya harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah dinilai akan menjadi pertimbangan Bank Indonesia untuk menurunkan BI rate.
Karyawan berada di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta. / Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawan berada di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta. / Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Danamon Indonesia meyakini bahwa Bank Indonesia (BI) akan kembali menurunkan suku bunga acuan (BI rate) pada Desember 2024, terutama usai terjadi deflasi lima bulan berurut-urut yaitu pada Mei—September 2024.

Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menjelaskan, pada September 2024 angka inflasi juga semakin melandai yaitu sebesar 1,84 % secara tahunan (year on year/YoY). Oleh sebab itu, dia meyakini BI bisa melakukan relaksasi.

"Dari sisi kebijakan, seiring dengan terus meredanya inflasi domestik, Bank Indonesia diantisipasi akan menurunkan suku bunga acuannya pada Desember 2024," jelas Hasionna dalam keterangannya, Selasa (1/10/2024).

Tak hanya karena deflasi lima bulan berurut-urut dan inflasi yang melandai secara tahunan, Hasionna juga meyakini BI akan merespon ekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve alias The Fed juga akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis point pada November dan Desember 2024.

"Selain itu, katalis positifnya meliputi stabilisasi harga minyak dunia dan ketahanan nilai tukar rupiah, meskipun ketegangan geopolitik di Israel dan Timur Tengah masih berlangsung," tutupnya.

Sebelumnya, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengumumkan tingkat inflasi Indonesia September 2024 mencapai 1,84 % (YoY). Namun, terjadi deflasi 0,12% secara bulanan (month to month/MtM) yang menyebabkan Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun.

Sementara itu, indeks harga konsumen (IHK) turun ke level 105,93 pada September dari 106,06 pada Agustus 2024.

Adapun kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau, dengan deflasi sebesar 0,59% dan memberikan andil deflasi 0,17%.

Amalia juga mengungkapkan, deflasi sebesar 0,12% pada September 2024 merupakan menjadi deflasi terbesar pada bulan September dalam lima tahun terakhir atau selama periode kedua pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Secara historis, angka deflasi lima bulan terakhir secara berurut-urut yaitu pada Mei (0,03%), Juni (0,08%), Juli (0,18%), Agustus (0,03%), dan September (0,12%).

Sementara itu, terdapat komoditas dengan andil inflasi antara lain komponen ikan segar dan kopi bubuk, dengan andil masing-masing 0,02%. Komponen penyumbang inflasi lainnya adalah biaya kuliah akademi perguruan tinggi, juga sigaret kretek mesin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper