Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ragam Strategi Terbaru China Pulihkan Sektor Properti

Kota-kota di China mengumumkan perubahan kebijakan untuk kepemilikan rumah dan bangunan guna mengantisipasi perlambatan ekonomi.
Pengembangan perumahan yang sedang dibangun oleh Country Garden di Shanghai, China, 29 Februari 2024./REUTERS-Xihao Jiang
Pengembangan perumahan yang sedang dibangun oleh Country Garden di Shanghai, China, 29 Februari 2024./REUTERS-Xihao Jiang

Bisnis.com, JAKARTA -- Tiga kota terbesar di China mengumumkan pelonggaran terbaru peraturan bagi pembeli rumah. Langkah ini merupakan bentuk tindak lanjut dari upaya terbaru pemerintah pusat untuk menopang sektor properti yang terdampak. 

Mengutip Bloomberg, Senin (30/9/2024), pusat perdagangan Guangzhou menjadi kota pertama yang menghapus semua pembatasan. Dalam pernyataannya, pemerintah setempat mengatakan pihaknya akan berhenti meninjau kelayakan pembeli rumah dan tidak lagi membatasi jumlah rumah yang dimiliki. 

Sementara itu, Kota Shanghai dan Shenzhen mengatakan  akan mengizinkan lebih banyak orang untuk membeli tempat tinggal di daerah pinggiran kota, serta mengizinkan orang lain untuk membeli lebih banyak rumah.

Shanghai, pusat keuangan China, dan Shenzhen, kota di bagian selatan China yang terkenal dengan industri teknologinya, juga mengumumkan bahwa mereka menurunkan rasio uang muka minimum untuk rumah pertama dan kedua masing-masing menjadi 15% dan 20%, dalam upaya untuk meningkatkan permintaan.

Pada akhir September ini, China meluncurkan paket stimulus terbesarnya untuk menopang pasar properti yang Lesu. Mereka menurunkan biaya pinjaman hipotek sebesar US$5,3 triliun dan mengurangi persyaratan uang muka untuk pembelian rumah kedua ke titik terendah dalam sejarah. 

Para pemimpin terkemuka juga menjanjikan tindakan untuk menghentikan tren pelemahan pasar properti melemah. Arahan pemerintah pusat, termasuk mendorong kota-kota untuk merevisi peraturan pembelian rumah rumah, membuka jalan bagi kota-kota terbesar di China untuk menerapkan pelonggaran.

Pada Minggu kemarin, bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) juga mengumumkan mereka akan mengizinkan refinancing hipotek. Langkah ini, menggarisbawahi urgensi China untuk membendung perlambatan yang disebabkan oleh sektor perumahan karena negara tersebut menghadapi prospek meningkatnya proteksionisme dan prospek global yang lemah. 

PBOC mengatakan, pemilik rumah akan dapat menegosiasikan kembali persyaratan dengan pemberi pinjaman mereka saat ini mulai 1 November mendatang. Mereka yang memilih suku bunga hipotek tetap juga dapat menegosiasikan ulang pinjaman baru berdasarkan suku bunga pinjaman terbaru, suku bunga referensi untuk pinjaman hipotek.

Langkah-langkah tersebut akan memangkas suku bunga peminjam individu rata-rata 50 basis poin, dan mengurangi beban bunga tahunan mereka sekitar 150 miliar yuan atau US$21 miliar, kata Gubernur PBOC Pan Gongsheng pada awal September. Bank biasanya menilai kembali pinjaman yang ada pada awal tahun berdasarkan suku bunga pinjaman lima tahun, yang telah diturunkan sebesar 35 basis poin.

China akan mengizinkan pembiayaan kembali (refinancing) hipotek untuk rumah pertama dan kedua, menurut pernyataan terpisah oleh badan disiplin mandiri suku bunga yang diawasi oleh bank sentral. Dimasukkannya pembeli rumah kedua untuk pembiayaan kembali hipotek menandai perluasan dari upaya serupa tahun sebelumnya, yang hanya berlaku untuk pembeli rumah pertama.

Dorongan pembiayaan kembali hipotek tahun lalu menurunkan suku bunga rata-rata sebesar 73 basis poin dan menurunkan beban bunga tahunan peminjam sekitar 170 miliar yuan, kata PBOC dalam laporan bulan Juli. 

Bank-bank besar harus mengumumkan peraturan rinci selambat-lambatnya 12 Oktober dan menyelesaikan pembiayaan kembali hipotek sebelum 31 Oktober. 

Pemberi pinjaman milik negara termasuk Industrial & Commercial Bank of China Ltd., Bank of China Ltd., Bank of Communications Co. dan Agricultural Bank of China Ltd. semuanya mengumumkan peraturan mereka segera setelah pernyataan PBOC.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper