Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) mengumumkan memberikan fasilitas penurunan suku bunga pinjaman jangka menengah atau medium-term lending facility (MLF) menjadi 2% atau turun 30 basis poin. Pemotongan ini menjadi yang terbesar sejak bank sentral mulai menggunakan alat moneter untuk memandu suku bunga pasar pada 2016.
Dikutip dari Bloomberg, langkah ini merupakan lanjuran dari paket stimulus yang diumumkan Gubernur PBOC Pan Gongsheng kemarin (24/9/2024).
“Pemotongan adalah bagian dari paket kebijakan. Pasar terus mencermati kekuatan, frekuensi, dan sinergi langkah-langkah yang harus diambil seiring upaya China untuk mencapai hal ini target pertumbuhan sekitar 5% tahun ini," jelas Bruce Pang, Chief Economist for Greater China di Jones Lang LaSalle Inc.
Menyusul keputusan tersebut, nilai mata uang yuan menguat melewati angka 7 per dolar AS untuk pertama kalinya dalam 16 bulan terakhir.
Saham-saham China juga melanjutkan kenaikannya, dengan indeks acuan CSI 300 berada di jalur yang tepat untuk menghapus semua penurunan pada tahun 2024. Imbal hasil obligasi 10-tahun China turun 1 basis poin menjadi 2,05%.
Pemotongan suku bunga MLF merupakan awal dari kebijakan stimulus China. Pan menuturkan, suku bunga instrumen tersebut akan diturunkan sebesar 20 basis poin menjadi 1,5% sesegera mungkin.
Baca Juga
"Ke depan, kami melihat ruang bagi PBOC untuk berbuat lebih banyak dalam hal suku bunga dibandingkan yang telah diisyaratkan Pan sejauh ini. Ada kemungkinan bank sentral dapat memangkas reverse repo rate tujuh hari sebesar 10 bps lebih lanjut setelah langkah yang ditandai Pan pada hari Selasa," jelas Ekonom Bloomberg Economics, David Qu.
Selain memangkas suku bunga, otoritas moneter China juga menarik dana bersih sebesar 291 miliar yuan atau US$41,4 miliar melalui MLF. Jumlah tersebut penarikan dana terbesar sejak Desember 2021.
Pinjaman MLF yang beredar diperkirakan akan secara bertahap digantikan oleh instrumen lain, termasuk suntikan dana tunai melalui pemotongan rasio cadangan wajib, seiring dengan upaya PBOC untuk mempengaruhi biaya pinjaman pasar secara lebih efektif.
“MLF mungkin diturunkan peringkatnya menjadi alat untuk menyesuaikan biaya pinjaman marjinal bank. Suku bunga MLF di masa depan dapat berubah mengikuti pergerakan harga pasar," kata Zhaopeng Xing, Senior Strategist di Australia & New Zealand Banking Group.
PBOC juga mengungkapkan rencana untuk mengeluarkan 1 triliun yuan likuiditas jangka panjang dengan pengurangan rasio cadangan wajib atau Reserve Requirement Ratio (RRR) sebesar 50 basis poin. Adapun, RRR menentukan jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh pemberi pinjaman sebagai cadangan.
Bersamaan dengan instrumen pendanaan baru lainnya, langkah-langkah tersebut mampu mengkompensasi dampak penarikan bersih terhadap likuiditas pasar.
Frances Cheung, Strategist di Oversea-Chinese Banking Corp menyebut ke depannya, ada ruang untuk penggantian likuiditas MLF dengan likuiditas yang disebabkan oleh penurunan RRR. Hal tersebut mengingat besarnya jatuh tempo MLF dalam beberapa bulan mendatang.
"Penurunan suku bunga pinjaman satu tahun pada hari Rabu membuat MLF lebih selaras dengan biaya pendanaan di pasar antar bank," tambahnya.
Kebijakan penurunan suku bunga repo kemungkinan akan mulai berlaku setelah libur Hari Nasional China selama seminggu yang dimulai 1 Oktober. Bank sentral telah memilih untuk memberikan tagihan reverse repo 14 hari pada minggu ini menjelang jeda tersebut.
PBOC memberi bank lebih banyak kebebasan untuk mempengaruhi harga MLF dengan mengizinkan mereka untuk menawar pinjaman berdasarkan suku bunga. Kebijakan ini juga berbeda dari melepaskan diri praktik masa lalu dimana penawaran dilakukan berdasarkan jumlah di masa lalu.
Bank sentral untuk pertama kalinya menerbitkan tingkat penawaran tertinggi dan terendah untuk MLF, masing-masing sebesar 2,3% dan 1,9%. Posisi MLF menurun selama dua bulan berturut-turut pada September setelah pengumuman kebijakan pada Rab, atau level terendah sejak November 2023.