Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan asal China, Hangzhou House of Chamber, berencana berinvestasi di bidang peternakan sapi perah, dengan mendatangkan 30.000 ekor sapi perah ke Indonesia.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda, menyampaikan, komitmen Hangzhou House of Chamber menjadi angin segar bagi upaya pemerintah untuk menggenjot produksi susu nasional melalui investasi asing.
“Investasi ini diharapkan dapat membawa peningkatan signifikan dalam industri peternakan sapi perah di Indonesia, sekaligus memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan China dalam jangka panjang,” kata Agung dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (18/9/2024).
Sapi-sapi tersebut nantinya akan didatangkan ke sejumlah wilayah yaitu Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Agung menuturkan, ketiga wilayah ini dipilih lantaran memiliki lahan yang memadai serta infrastruktur yang mendukung untuk aktivitas peternakan berskala besar.
Adapun salah satu lahan yang ditawarkan adalah Hak Guna Usaha (HGU) seluas 2.600 hektare di Kalimantan Timur. Agung menyebut, lahan tersebut dipilih lantaran dinilai sangat strategis untuk pengembangan peternakan sapi perah.
“Sebagai langkah awal, tim dari Direktorat Pakan Kementerian Pertanian akan memeriksa kelayakan lahan yang akan digunakan untuk peternakan,” ujarnya.
Baca Juga
Perwakilan Hangzhou House of Chamber, Lucyta dan Ryerson, mengharapkan, rencana investasi ini dapat terealisasi pada Oktober 2024. Investasi ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang Hangzhou House of Chamber untuk berkontribusi dalam penyediaan susu di Indonesia, sekaligus memperluas pasar produk olahan susu ke kawasan Asia Tenggara.
Agung mengatakan, pihaknya bersama dengan Hangzhou House of Chamber akan melakukan koordinasi lebih lanjut dalam mempersiapkan kunjungan lapangan dan memastikan semua aspek teknis terpenuhi sebelum investasi direalisasikan.
Selain dapat berdampak positif terhadap produksi susu nasional, Agung mengharapkan investasi ini dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah pengembangan peternakan tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi susu segar dalam negeri (SSDN) mencapai 837.223 ton pada 2023. Jumlah tersebut sedikit meningkat 1,57% dibanding tahun lalu sebanyak 824.273 ton.
Kendati mengalami peningkatan, jumlah tersebut lebih sedikit dibanding produksi SSDN pada 2021 yang tercatat mencapai 946.388 ton.
Sementara itu, Kementan melalui Outlook Susu 2022 memperkirakan rata-rata pertumbuhan produksi susu di periode 2022-2026 mengalami sedikit peningkatan yakni sebesar 0,65%.