Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan pembangunan MRT Lin Timur Barat Fase 1 tahap 1 senilai Rp14,5 triliun. Bagaimana jalur fase baru tersebut?
MRT Lin Timur Barat Fase akan menjalar diantara Ujung Menteng dan Medan Satria. Di luar jalur utama, akan dibangun penambahan jalur ke arah utara sepanjang sekitar 5,9 kilometer sebagai akses Depo di Rorotan, Kota Administrasi Jakarta Utara. Sehingga, total jalur yang dibangun mencapai 30,4 kilometer.
Di tahap ini juga rencananya akan dibangun 21 stasiun yang terdiri dari delapan stasiun bawah tanah (underground) dan 13 stasiun layang (elevated) serta satu depo di permukaan tanah (at grade).
Waktu tempuh yang direncanakan ialah 45 menit per perjalanan dengan target penumpang mencapai 284.900 orang per hari. Sistem persinyalan yang akan digunakan ialah communication-based train control.
Pada tahap ini juga akan disiapkan 23 rangkaian kereta dengan satu rangkaian terdiri dari delapan kereta (car)
Diketahui seremoni pencanangan dilakukan di area konstruksi beranda peron (concourse) Stasiun Thamrin sebagai titik interkoneksi antara MRT Lin Utara Selatan dan Timur Barat.
Baca Juga
Jokowi mengklaim proyek ini akan memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global dan pusat aglomerasi dengan transportasi publik yang modern. Dia menyebut pembangunan MRT merupakan upaya untuk menciptakan peradaban transportasi modern yang lebih baik dan berkelanjutan.
“Kita ingin memperluas, memperlebar jangkauan pembangunan,” kata Jokowi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (12/9/2024).
Adapun setelah pencanangan hari ini, langkah selanjutnya ialah segera memulai proses tender yang rencananya akan dilakukan tahun depan dengan target penyelesaian proyek konstruksinya pada 2031.
Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menyatakan bahwa pembangunan proyek ini didanai oleh pinjaman JICA melalui co-financing bersama ADB. Ia juga menambahkan bahwa pembangunan sepanjang sekitar 800 meter di wilayah Kota Bekasi dibiayai melalui hibah Pemerintah Pusat dan operasionalnya dibebankan kepada Pemprov DKI Jakarta melalui skema public service obligation (PSO).
Pada Mei lalu, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang telah menandatangani dokumen Perjanjian Pinjaman Lunak Official Development Assistance (ODA) senilai 140,699 juta Yen atau setara sekitar Rp14,5 triliun dari total nilai proyek sekitar Rp45 triliun.
Proyek ini mendapatkan dukungan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dan co-financing dari Asian Development Bank (ADB) dengan skema pendanaan replikasi dari MRT Lin Utara Selatan Fase 1 dan 2A.
MRT Lin Timur Barat Fase 1 Tahap 1 membentang sepanjang sekitar 24,5 kilometer menghubungkan Tomang, Kota Administrasi Jakarta Barat dan Medan Satria, Kota Bekasi.