Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih optimis industri makanan dan minuman terus berkembang ditengah penurunan IHK dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024.
Staf Ahli Bidang Penguatan Industri Dalam Negeri Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito menyampaikan, industri memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap angka produk domestik bruto (PDB)
“Ya kalau melihat dari 4 bulan deflasi berturut-turut, kinerja industri makanan minuman ini atas kontribusi PDB ini sekitar 40%,” kata Warsito saat ditemui di Jiexpo Kemayoran, Rabu (4/9/2024).
Meksi berkontribusi terhadap PDB, Warsito menuturkan perlunya analisa lebih guna melihat seperti apa tata kelola industri makanan dan minuman kedepannya agar tetap terus berkontribusi kepada negara.
Namun, untuk saat ini Warsito tetap optimis industri makanan dan minuman masih tetap berkontribusi besar kepada negara ditengah deflasi yang terjadi secara terus menerus.
“Tapi saya kembali lagi yakin dan optimis, bukan berarti kalau deflasi itu terus semua merasa terpuruk gak tergantung subsektornya, juga makanya kalau untuk industri makanan minuman itu tetap optimis akan berkontribusi positif ke depannya,” ucapnya.
Baca Juga
Adapun, Tingkat inflasi Indonesia Agustus 2024 mencapai 2,12% secara tahunan (year-on-year/YoY). Nilai ini sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi pada Juli yang sebesar 2,13% yoy.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan secara bulanan, Indonesia pada Agustus 2024 kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,03%. Terjadi penurunan IHK dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024.
"Secara tahunan terjadi inflasi 2,12% dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,87%," ujar Pudji dalam konferensi pers, Senin (2/9/2024).
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,52%.
Sementara itu, terdapat komoditas dengan andil inflasi antara lain komponen pendidikan dengan andil 0,04%.