Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiket KRL Berbasis NIK Diklaim Mudahkan Identifikasi Pelaku Kejahatan Seksual

KAI Commuter menyebutkan identifikasi pelaku kejahatan seksual bisa lebih mudah dilakukan dengan menggunakan NIK saat melakukan pembelian tiket
Rangkaian kereta rel listrik atau KAI Commuter melintas di Jakarta, Senin (18/9/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Rangkaian kereta rel listrik atau KAI Commuter melintas di Jakarta, Senin (18/9/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter menyebutkan identifikasi pelaku kejahatan seksual bisa lebih mudah dilakukan dengan menggunakan NIK saat melakukan pembelian tiket. 

Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal menjelaskan identifikasi pelaku kejahatan dan kekerasan seksual menggunakan NIK sudah dilakukan pada Kereta Api (KA) jarak jauh. Jika tiket KRL nantinya akan menggunakan atau berbasis NIK, identifikasi juga dapat dengan mudah dilakukan untuk penumpang KRL. 

“Identifikasi pakai NIK sudah dilakukan di KA Jarak Jauh, kalau KRL memiliki sistem Analytic Recognition [CCTV Analytic]. [Tiket KRL berbasis NIK] bisa [memudahkan identifikasi],” kata Broer di Jakarta, Senin (2/9/2024). 

Dari akumulasi data laporan KAI Commuter pada 2024, tindak pelecehan seksual yang berhasil ditangkap tangan oleh petugas baik di stasiun ataupun di KRL sepanjang Januari hingga Agustus sebanyak 30 kasus. 

Sementara itu, laporan masuk melalui media sosial di angka 13 kasus. Dari angka tersebut, KAI Commuter berkomitmen akan terus menekan tindak kriminal khususnya tindak pelecehan untuk menciptakan transportasi publik yang aman. 

Dalam pencegahan tindak pelecehan seksual di transportasi publik, KAI Commuter sudah memiliki sistem Analytic Recognition (CCTV Analytic). 

"Sistem CCTV ini dapat mengidentifikasi melalui rekaman wajah pelaku tindak pelecehan maupun tindak kriminal lainnya, dan sudah menjadi database pada sistem," kata Broer. 

Selain itu, Broer juga mengaku pihaknya sedang mengkaji cara pelaporan para penyintas dapat dilakukan secara anonim maupun melalui aplikasi Access by KAI. 

“Bahwa laporan secara langsung langsung karna mungkin rasa malu atau tertekan jadi dia [korban] tidak berani lapor, nanti akan ada pengembangan aplikasi atau pelaporan anonim yang nantinya bisa tersampaikan ke kami,” imbuhnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper