Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Pelayaran PT Djakarta Lloyd (PTDL) masih akan mengandalkan dua proyek jumbo yaitu kontrak pengangkutan batu bara dengan PLN dan pengoperasian 7 kapal di rute tol laut.
Direktur Utama Djakarta Lloyd Achmad Agung mengatakan pihaknya akan fokus pada proyek-proyek yang sudah ada terutama dua proyek jumbo yang dimiliki yaitu PLN dan tol laut.
Agung menjelaskan proyek PLN saat ini merupakan proyek jangka panjang serta proyek tol laut adalah bagian dari support pemerintah.
"Yang paling besar adalah kontrak PLN, kontrak pengangkutan batu bara. Sebenarnya kita ini mendapat kontrak PLN itu sejak dari tahun 2018, sampai nanti 2027,” kata Agung kepada wartawan, Jumat (23/8/2024).
Meski demikian, Agung mengaku kontrak-kontrak tersebut tidak maksimal dilakukan karena keterbatasan cashflow dan modal.
Kedua adalah kontrak yang diberikan Kementerian Perhubungan yaitu tol laut. Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melakukan optimalisasi dengan menambah penugasan 3 rute trayek Tol Laut untuk dioperasikan oleh PT Djakarta Lloyd dari semula 4 kapal tol laut menjadi 7 kapal tol laut.
Baca Juga
Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung distribusi barang dan pembangunan ekonomi di daerah terpencil dan tertinggal serta dalam upaya mengurangi disparitas harga antara Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Timur.
Beberapa daftar rute tol laut yang dioperasikan PTDL yaitu:
-
Kapal Kendhaga Nusantara 3; Tanjung Perak - Makassar – Bobong (Taliabu) – Malbufa (Sula) - Tanjung Perak
-
Kapal Kendhaga Nusantara 13; Bitung - Pagimana - Bunta - Mantangisi - Ampana - Parigi - Bitung
-
Kapal Kendhaga Nusantara 4; Makassar - Ereke - Raha - Sikeli - Makassar
-
Kapal Kendhaga Nusantara 15; Makassar - Bungku - Kolonedale - Makassar
-
Kapal Kendhaga Nusantara 5; Tanjung Perak - Kisar - Letti - Moa - Darner (Wulur) - Tanjung Perak
-
Kapal Kendhaga Nusantara 10; Tanjung Perak - Wanci - Namrole -Tanjung Perak
-
Kapal Kendhaga Nusantara 1; Bitung - Ulu Siau/Tagulandang- Tahuna- Lirung /Melonguane – Bitung