Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

13 PLTU Batu Bara Bakal Disuntik Mati, ESDM: Semuanya Milik PLN

Kementerian WSDM mengungkapkan 13 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang potensial untuk diakhiri masa pengoperasiannya merupakan milik PT PLN (Persero).
Kementerian WSDM mengungkapkan 13 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang potensial untuk diakhiri masa pengoperasiannya merupakan milik PT PLN (Persero)./Dok. PLN
Kementerian WSDM mengungkapkan 13 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang potensial untuk diakhiri masa pengoperasiannya merupakan milik PT PLN (Persero)./Dok. PLN

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan 13 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang potensial untuk diakhiri masa pengoperasiannya merupakan milik PT PLN (Persero).

Adapun, ESDM sudah mengidentifikasi terdapat 13 PLTU batu bara yang potensial untuk diakhiri masa pengoperasiannya sebelum 2030. 

“Ya yang 13 itu, itu yang milik PLN,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Dadan menyebutkan, dari 13 PLTU yang berpotensi dinonaktifkan memiliki kapasitas sebesar 4,8 gigawatt (GW).

“Ada sih 13, di situ banyak. Kan sering disampaikan tuh 4,8 gigawatt,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, 13 daftar PLTU yang akan dipensiunkan tersebut merupakan hasil kajian yang dilakukan Kementerian ESDM, ITB, dan United Nations Office for Project Services (UNOPS).

"Nah, kalau yang sekarang dibahas itu yang kayak PLTU Suralaya, Paiton. Itu termasuk di dalam 13 list itu. Kayak Ombilin di Sumatra," ujar Eniya saat ditemui di Kantor ESDM, Selasa (20/8/2024).

Dia menuturkan, penghentian operasi 13 PLTU tersebut direkomendasikan lantaran emisi karbonnya yang cukup tinggi karena berkapasitas besar.

Di sisi lain, terdapat pembangkit yang memang dari sisi sosial tidak ada persoalan bila dipensiunkan, seperti PLTU Ombilin (200 MW) di Sumatra Barat.

"Kalau kita suggest Ombilin itu termasuk yang tercepat dimusnahkan aja bisa tuh. Karena di situ tidak ada gangguan masalah sosial. Penduduknya sudah nggak pakai. Terus nggak ada pekerjanya gitu lah, yang isunya sudah lebih mudah gitu," jelas Eniya.

Selain itu, penghentian operasi juga dimungkinkan lantaran beberapa PLTU telah mencapai akhir umur ekonomisnya.

"Nah, itu termasuk dalam list 13 itu. Kayaknya paling cepat 2028, tetapi ini kan bottleneck-nya itu mungkin identifikasi statusnya di PLN," imbuh Eniya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper