Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan menyampaikan pidato kenegaraan sekaligus Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dan nota keuangan terakhirnya pada Jumat (16/8/2024).
Nota keuangan yang akan disampaikan tersebut memberikan gambaran arah kebijakan pemerintah ke depan terutama yang terkait dengan APBN, termasuk di dalamnya akan tergambar asumsi dasar makro di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM).
Berdasarkan hasil rapat pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2025 pada 4 Juli 2024, target lifting minyak bumi yang disepakati pemerintah dan DPR untuk tahun depan dipatok sebesar 580.000-605.000 barel per hari (bopd).
Sementara itu, target lifting gas bumi dipatok sebesar 1,003-1,047 juta barel setara minyak per hari (boepd).
Target lifting minyak pada 2025 jauh lebih rendah bila dibandingkan target APBN 2024 yang dipatok sebesar 635.000 bopd, sedangkan target lifting gas naik tipis dibandingkan target APBN 2024 yang sebesar 1,033 juta boepd.
Adapun, kinerja lifting minyak di Indonesia terus mengalami penurunan secara bertahap lantaran sumur migas dan fasilitas produksi migas utama yang telah menua. Selain itu, juga karena rendahnya investasi kegiatan eksplorasi untuk menemukan sumber produksi baru.
Baca Juga
Kementerian ESDM mencatat sampai dengan Juni 2024, realisasi lifting minyak mencapai 578.000 bopd, masih jauh di bawah target APBN 2024. Kementerian ESDM pun memperkiraan lifting minyak sampai akhir 2024 hanya akan mencapai di level 595.000 bopd.
Lalu, untuk asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dalam RAPBN 2025 disepakati berada di rentang US$75-US$85 per barel. Asumsi tersebut lebih tinggi dari APBN 2024 yang dipatok US$82 per barel.
Sementara itu, berdasarkan usulan yang disepakati Komisi VII DPR RI dan menteri ESDM, volume BBM bersubsidi meliputi minyak solar pada 2025 dialokasikan sebesar 18,5 juta kiloliter sampai dengan 19 juta kiloliter. Adapun, alokasi minyak mentah pada RAPBN 2025 ditetapkan sebesar 0,55 juta kiloliter sampai dengan 0,58 juta kiloliter.
Di sisi lain, volume LPG 3 kilogram dalam RAPBN 2025 dialokasikan sebesar 8,2 juta ton. Kemudian, subisidi tetap minyak solar (GasOil48) berada di level Rp1.000 per liter sampai dengan Rp3.000 per liter.
Adapun, usulan subsidi listrik pada tahun depan disepakati mencapai Rp84 triliun-Rp88,36 triliun.