Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai industri manufaktur harus menjadi perhatian pemerintah ke depan agar pertumbuhan ekonomi nasional lebih berkualitas.
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam menyampaikan, pemerintah ke depan perlu memperhatikan kualitas pertumbuhan, utamanya penyerapan tenaga kerja.
“Oleh karena itu, industri-industri yang manufaktur itu harus jadi perhatian karena tiap tahun kan ada 3 juta pencari kerja yang masuk pasar kerja,” kata Bob kepada Bisnis di kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Kamis (15/8/2024).
Selain penyerapan tenaga kerja, industri manufaktur juga memberikan multiplier effect terhadap ekonomi. Hal ini mengingat industri manufaktur dari hulu ke hilir merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang diperoleh dari pajak pertambahan nilai (PPN).
“Kan kita mulai dari bahan jadi, jadi bahan setengah jadi, jadi, subkomponen, komponen. Kalau bayar PPN juga kita berkali-kali kalau industri manufaktur. Kalau lain mungkin cuma sekali,” tuturnya.
Di sisi lain, dia mengharapkan agar sektor ketenagakerjaan tidak menjadi titik lemah investasi di Indonesia. Sebaliknya, sektor ini harus menjadi kekuatan investasi di Tanah Air.
Baca Juga
Oleh karena itu, Bob menyebut bahwa negara harus mendorong tenaga kerja Indonesia agar lebih produktif, terampil, dan maju.
“Kita harus dorong terus tenaga kerja kita lebih produktif, lebih terampil, dan lebih maju,” ujarnya.
Selain itu, pelaku usaha meminta pemerintah agar lebih banyak mengalokasikan anggaran untuk pelatihan-pelatihan kerja. Tidak hanya pendidikan, menurutnya, pelatihan kerja tidak kalah pentingnya.
Apalagi, pelatihan kerja sangat penting utamanya bagi pekerja-pekerja yang beralih dari pekerjaan tertentu ke pekerjaan-pekerjaan yang lebih bernilai tambah.
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja pada Februari 2024 sebanyak 149,38 juta orang atau naik 2,76 orang dibanding Februari 2023.
Penduduk yang bekerja pada periode ini tercatat sebanyak 142,18 juta orang atau naik 3,55 juta orang dari Februari 2023. Adapun, tiga lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja terbesar adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 28,64%; perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 19,05%; serta industri pengolahan sebesar 13,28%.
Dibandingkan Februari 2023, tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebanyak 0,96 juta orang; perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebanyak 0,85 juta orang; serta administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebanyak 0,76 juta orang.