Bostic juga menegaskan kembali pendiriannya sejak Maret lalu bahwa dia kemungkinan akan siap untuk melakukan pemotongan pada akhir tahun ini. Meski demikian, dia juga merespons positif oleh data proyeksi inflasi baru-baru ini.
Adapun, Komentar Bostic menyusul data pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa bank sentral AS telah menunggu terlalu lama untuk mulai menurunkan suku bunga.
Laporan ketenagakerjaan periode Juli menunjukkan penyerapan tenaga kerja melambat secara signifikan dan tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam hampir tiga tahun. Menurut pasar berjangka, investor menaruh peluang lebih besar pada pemotongan setengah poin pada bulan September.
Dia menyatakan sangat prihatin dengan meningkatnya angka pengangguran. Namun, dia menambahkan sebagian besar peningkatan tersebut disebabkan oleh pasokan pekerja yang lebih besar, bukan karena penurunan permintaan.
“Itu adalah masalah yang bagus untuk dihadapi,” kata Bostic.
Sementara itu, data indeks harga produsen atau producer price index (PPI) AS pada periode Juli mengalami kenaikan yang dibawah dari perkiraan sebelumnya. Data tersebut mencerminkan penurunan pertama dalam biaya jasa tahun ini di tengah tekanan inflasi yang sedang berlangsung.
Baca Juga
Laporan Biro Statistik Tenaga Kerja yang dirilis Selasa waktu setempat mencatat, Indeks harga produsen untuk permintaan akhir meningkat 0,1% dari bulan sebelumnya. Adapun, menurut perkiraan median dalam survei ekonom Bloomberg, kenaikan ini diprediksi sebesar 0,2%. Sementara , jika diibandingkan dengan tahun lalu, PPI naik 2,2%.
PPI tidak termasuk kategori makanan dan energi yang berfluktuasi tidak berubah pada Juli dibandingkan bulan sebelumnya, angka paling lemah dalam empat bulan. PPI inti naik 2,4% dari tahun lalu.
Laporan PPI menunjukkan biaya jasa turun 0,2%, mencerminkan margin yang lebih rendah pada pedagang grosir mesin dan kendaraan. Harga barang naik 0,6%, terbesar sejak Februari dan dipimpin oleh kenaikan harga makanan dan bensin.
Dengan menghilangkan pangan, energi dan perdagangan, sebuah kebijakan yang tidak terlalu fluktuatif dan disukai oleh banyak ekonom, harga-harga naik 0,3%, atau terbesar dalam tiga bulan. Dibandingkan dengan tahun lalu, indeks tersebut naik 3,3%.
Sementara itu, kategori-kategori dalam laporan PPI yang digunakan untuk menghitung ukuran inflasi pilihan The Fed – indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi – secara umum tidak terlalu ketat.
Di antara kategori-kategori tersebut, biaya perawatan dokter dan tiket pesawat menurun, sementara biaya rawat jalan di rumah sakit tidak berubah. Harga layanan manajemen portofolio meningkat 2,3%.
Biaya barang olahan untuk permintaan perantara, yang mencerminkan harga awal dalam jalur produksi, naik 0,7% dari bulan sebelumnya. Catatan tersebut merupakan yang terbesar sejak Februari dan ditopang oleh kenaikan biaya bahan bakar diesel.
Pelemahan pada layanan permintaan akhir mencerminkan pembalikan margin pada bulan tersebut setelah kenaikan besar pada Juni. Adapun, jika tidak memperhitungkan jasa perdagangan, harga grosir naik 0,3%.