Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa harga beras di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran secara rata-rata mengalami peningkatan pada Juli 2024.
Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan bahwa harga beras di tingkat penggilingan mencapai Rp12.816 per kilogram atau naik 2,22% dibandingkan bulan lalu sebesar Rp12.537 per kilogram.
“Untuk rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada Juli 2024 naik sebesar 2,22% secara bulanan [month-to-month/mtm] dan naik sebesar 14,15% secara year-on-year [yoy],” kata Amalia dalam Rilis BPS, Kamis (1/8/2024).
Kenaikan harga beras juga terjadi di tingkat grosir dan eceran. Secara terperinci, Amalia memaparkan bahwa harga beras di tingkat grosir mencapai Rp13.572 per kilogram atau terkerek 1,03% dari bulan sebelumnya Rp13.434 per kilogram.
Secara tahunan, harga beras di tingkat grosir naik sebesar 11,77% yoy dari tahun lalu Rp12.116 per kilogram.
Untuk tingkat eceran, terjadi peningkatan sebesar 0,94% mtm menjadi Rp14.677 per kilogram dari bulan lalu Rp14.547 per kilogram. Sementara, secara tahunan harga beras di tingkat eceran mengalami peningkatan sebesar 12,65% dari sebelumnya Rp12.861 per kilogram.
Baca Juga
Amalia mengungkapkan, meningkatnya harga beras pada periode ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya, lantaran Indonesia saat ini tak lagi masuk masa panen raya. Dengan demikian, jumlah pasokan beras di pasar mulai turun sehingga mendorong kenaikan harga beras.
Kenaikan harga beras, lanjutnya, juga dibarengi dengan kenaikan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang saat ini telah melebihi harga pembelian pemerintah (HPP) yang dipatok sebesar Rp6.000 per kilogram.
BPS mencatat harga GKP mencapai Rp6.497 per kilogram atau naik 5,28% mtm dari bulan lalu Rp6.171 per kilogram. Selain itu, BPS juga mencatat harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp7.167 per kilogram atau terkerek 4,49% mtm dari bulan sebelumnya Rp6.859 per kilogram.
“Jadi sekali lagi bahwa fluktuasi harga beras sangat dipengaruhi oleh jumlah pasokan atau jumlah produksi beras di domestik,” jelasnya.
Adapun, tingkat inflasi beras mencapai 0,94% mtm, dengan andil terhadap keseluruhan inflasi adalah 0,04%. Inflasi beras pada Juli 2024 terjadi di 25 provinsi di Indonesia, menunjukkan bahwa inflasi beras tidak terbatas terjadi pada satu wilayah tetapi juga terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.