Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal II/2024 lebih tinggi dari yang diperkirakan, menunjukkan bahwa permintaan tetap kuat meskipun bunga kredit meningkat. Produk domestik bruto (PDB) AS naik 2,8% secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dari 1,4% pada kuartal sebelumnya, menurut estimasi awal pemerintah.
Belanja pribadi, yang merupakan mesin utama pertumbuhan ekonomi, tumbuh 2,3% dan melebihi proyeksi. Selain itu, Biro Analisis Ekonomi melaporkan bahwa inflasi inti, yang diawasi ketat, naik 2,9%, sedikit melambat dari kuartal I/2024 namun masih di atas perkiraan.
Meskipun data ini menunjukkan perlambatan dibandingkan tahun lalu, belanja konsumen dan aktivitas ekonomi tetap stabil meski suku bunga tinggi. Hal ini membantu mengendalikan inflasi secara bertahap, yang merupakan kabar baik bagi Federal Reserve (The Fed) yang tengah berupaya mencapai soft landing bagi perekonomian. The Fed mungkin akan mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga setelah September 2024.
Namun, tantangan tetap ada dalam mendinginkan pasar tenaga kerja tanpa menyebabkan peningkatan pengangguran yang signifikan. Pengangguran telah meningkat selama tiga bulan berturut-turut.
"Ini adalah laporan yang sempurna untuk The Fed, pertumbuhan selama paruh pertama tahun ini tidak terlalu tinggi, inflasi terus menurun, dan skenario soft landing tampak dalam jangkauan," kata kepala penelitian ekonomi Fitch Ratings, Olu Sonola, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (26/7/2024).
Eliza Winger dari Bloomberg Economics menambahkan bahwa meskipun belanja konsumen menguat pada kuartal terakhir, pertumbuhannya melambat signifikan dibandingkan semester II/2023. Pasar tenaga kerja yang mendingin dan pertumbuhan pendapatan yang melambat diperkirakan akan memperparah perlambatan ini.
Baca Juga
Ke depan, para ekonom memperkirakan ekonomi akan melambat lebih tajam pada paruh kedua tahun ini. Pelemahan pasar tenaga kerja dan pertumbuhan pendapatan yang melambat diperkirakan akan menekan pengeluaran konsumen, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.