Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pajak Baru untuk Orang Kaya: Prajogo Pangestu Hingga Elon Musk jadi Sasaran G20

Negara G20 akan mengenakan pajak kepada orang super kaya di dunia.
Ilustrasi tax ratio atau rasio perpajakan. Dok Freepik
Ilustrasi tax ratio atau rasio perpajakan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara G20 sepakat untuk bekerja sama dalam memastikan para orang kaya raya dikenakan pajak secara efektif.

Deklarasi yang akan diterbitkan pada Jumat (26/7) menjadi prioritas bagi Brasil, yang memimpin pembicaraan G20 tahun ini. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula, mantan pekerja pabrik, mendorong agar "pajak miliarder" dimasukkan dalam agenda G20.

"Dengan penuh rasa hormat terhadap kedaulatan pajak, kami akan berupaya untuk terlibat secara kooperatif guna memastikan bahwa individu-individu dengan kekayaan bersih yang sangat tinggi dikenai pajak secara efektif,"  jelas deklarasi pajak G20, seperti dikutip dari ReutersJumat (26/7). 

Diungkapkan bahwa kerjasama tersebut dapat melibatkan pertukaran praktik terbaik, mendorong debat seputar prinsip pajak, dan menangani praktik perpajakan yang berpotensi merugikan. 

Brasil telah mengusulkan pajak kekayaan sebesar 2% pada kekayaan lebih dari US$1 miliar setara sekitar Rp16,2 triliun, yang diperkirakan akan menghasilkan pendapatan hingga US$250 miliar per tahun dari 3.000 individu di negara itu.

Menteri Keuangan Fernando Haddad kepada wartawan mengungkapkan bahwa apa yang dimulai pada hari ini menjadi proses yang lebih luas dan memerlukan partisipasi akademisi, cendekiawan dan organisasi internasional yang berpengalaman dan punya waktu, seperti OECD dan PBB. 

Komisaris Ekonomi Eropa Paolo Gentiloni di sela-sela pertemuan G20 mengungkapkan bahwa pihaknya sedang memulai sebuah proses yang sangat menantang. 

Menurutnya, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah kerjasama dalam pertukaran informasi antar negara. Hal ini akan menjadi bahan diskusi dalam beberapa bulan dan tahun mendatang. 

Negara anggota G20 sendiri terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Kemudian, Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga memuji semangat diskusi tentang deklarasi tersebut. Namun ia juga berhati-hati terhadap kebijakan pajak global yang baru, mencatat bahwa Presiden AS Joe Biden telah mengusulkan beberapa kebijakan untuk tujuan tersebut, termasuk pajak miliarder. 

"Kami pikir ... masuk akal bagi sebagian besar negara untuk mengambil pendekatan perpajakan progresif ini. Dan kami senang bekerja sama dengan Brasil dalam hal itu dan menyebarkan ide-ide ini di G20," pungkas Yellen kepada wartawan di pertemuan G20. 

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa kebijakan pajak sangat sulit dikoordinasikan secara global dan ia tidak melihat “perlunya atau benar-benar berpikir perlu” untuk mencoba menegosiasikan kesepakatan global mengenai hal tersebut. 

Yellen berpendapat bahwa semua negara harus memastikan bahwa sistem perpajakan mereka adil dan progresif. 

Adapun pajak miliarder ini akan ditujukan pada orang-orang terkaya di dunia seperti Elon Musk, pemilik Tesla dan Space X, yang menurut Forbes memiliki kekayaan sekitar US$235 miliar, lalu Jeff Bezos pemilik Amazon dengan kekayaan senilai US$200 miliar, ataupun Bernard Arnault, taipan barang mewah Prancis dengan kekayaan senilai US$180 miliar. 

Sementara dalam data Forbes Realtime, orang kaya Indonesia yang memiliki kekayaan bersih di atas US$1 miliar per hari ini, Jumat (26/7/2024) adalah:

Orang Terkaya Indonesia Berdasarkan Ranking
Peringkat Kekayaan di Dunia
Nama Kekayaan Bersih 25 Juli 2024 (dalam miliar dolar Amerika) Perubahan Kekayaan Dibandingkan Kemarin
Usia
Bidang Usaha
Kewarganegaraan

26

Prajogo Pangestu

59,1
 $938 M | -1.56%
80
Petrochemicals, energy
Indonesia
73

R. Budi Hartono

25,5 
 $506 M | 2.03%
83
Banking, tobacco
Indonesia
77

Michael Hartono

24,5
 $486 M | 2.03%
84
Banking, tobacco
Indonesia
82

Low Tuck Kwong

24
 $283 M | 1.20%
76
Coal
Indonesia
332

Sri Prakash Lohia

7,9 
 $20 M | 0.25%
71
Petrochemicals
Indonesia
350

Agoes Projosasmito

7,8
 $194 M | -2.44%
68
mining, investment
Indonesia
582

Tahir & family

5,2
 $14 M | -0.27%
72
Diversified
Indonesia
630

Chairul Tanjung

5
 $36 M | -0.72%
62
Diversified
Indonesia
787

Djoko Susanto

4,1
 $14 M | 0.34%
74
Supermarkets
Indonesia
800

Lim Hariyanto Wijaya Sarwono

4
 $67 M | -1.65%
95
Palm oil, nickel mining
Indonesia
830

Dewi Kam

3,9
 $46 M | 1.20%
74
Coal
Indonesia
890

Alexander Ramlie

3,7
 $87 M | -2.33%
51
mining
Indonesia
952

Martua Sitorus

3,4
 $17 M | -0.48%
64
Palm oil
Indonesia
1000

Theodore Rachmat

3,3
 $5 M | 0.16%
80
Diversified
Indonesia
1101

Sukanto Tanoto

3
 $2 M | 0.06%
74
Diversified
Indonesia
1611

Otto Toto Sugiri

2
 $25 M | -1.22%
70
Data centers
Indonesia
1613

Hermanto Tanoko

2
 $2 M | -0.08%
61
Paints
Indonesia
1634

Peter Sondakh

2
 $10 M | -0.52%
74
Investments
Indonesia
1658

Bambang Sutantio

2
 $22 M | -1.13%
65
Dairy & consumer products
Indonesia
1841

Manoj Punjabi

1,7
 $21 M | -1.22%
51
Movies
Indonesia
2149

Bachtiar Karim

1,4
 $0M | 0.00%
66
Palm oil
Indonesia
2237

Soegiarto Adikoesoemo

1,4
 $4 M | 0.28%
86
Chemicals
Indonesia
2275

Kiki Barki

1,3
 $32 M | -2.38%
84
Coal
Indonesia
2304

Mochtar Riady & family

1,3
 $5 M | -0.37%
95
diversified
Indonesia
2372

Bahari Karim

1,2
 $0
62
Palm oil
Indonesia
2372

Burhan Karim

1,2
 $0
64
Palm oil
Indonesia
2435

Murdaya Poo

1,2
 $0M | 0.00%
83
Diversified
Indonesia
2437

Marina Budiman

1,2
 $19 M | -1.56%
62
Data centers
Indonesia
2457

Eddy Sugianto

1,2
 $6 M | -0.53%
78
Coal
Indonesia
2459

Wirastuty Fangiono

1,2
 $3 M | -0.22%
51
Palm oil
Indonesia
2549

Haryanto Tjiptodihardjo

1,1
 $30 M | -2.61%
61
Manufacturing
Indonesia
2614

Benny Suherman

1,1
 $0M | 0.00%
76
Cinemas
Indonesia


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper