Bisnis.com, JAKARTA - Oversea-Chinese Banking Corp. (OCBC) telah menerima penawaran lebih dari S$20 juta atau sekitar Rp241 miliar untuk sebidang tanah di Sentosa Cove. Tanah ini dulunya dimiliki oleh seorang narapidana yang terlibat dalam kasus pencucian uang terbesar di Singapura yakni Su Baolin.
Hal ini dilaporkan oleh Straits Times (ST) pada Kamis (18/7/2024). OCBC diberitakan dibebani utang pinjaman perumahan dan kartu kredit lebih dari S$20 juta. Su, pemegang paspor Kamboja, merupakan salah satu orang yang terlibat dalam penyelidikan pencucian uang senilai S$3 miliar.
Sebelumnya, ST melaporkan bahwa OCBC mengambil tindakan hukum untuk menagih pinjaman rumah yang jatuh tempo, lewat penjualan properti Su di 69 Ocean Drive pada Agustus 2023. Pengadilan kemudian memutuskan untuk mendukung bank tersebut pada 5 Januari 2024.
Kemudian, juru bicara bank menuturkan kepada ST pada 18 Juli 2024, bahwa bank telah "menerima tawaran untuk 69 Ocean Drive melalui perjanjian pribadi. Setelah penjualan selesai, semua pinjaman yang jatuh tempo akan dilunasi."
OCBC kemudian menolak untuk berkomentar mengenai tawaran dan identitas pembeli. ST juga memahami bahwa opsi pembelian telah ditandatangani pada 17 Juli 2024 antara bank dan pembeli.
Adapun lahan seluas 19.550 kaki persegi tersebut telah dilelang dua kali oleh bank. Pada lelang pertama 24 April 2024, satu-satunya penawaran sebesar S$20 juta diajukan untuk situs hak guna bangunan selama 99 tahun, yang telah diiklankan dengan harga panduan S$27,1 juta, atau S$1.386 per kaki persegi
Baca Juga
Penawaran pertama kemudian tidak diterima oleh OCBC dan properti tersebut ditarik karena harga paduan tidak terpenuhi.
Sementara, pada lelang kedua yakni 21 Mei 2024, tidak ada tawaran yang diajukan meskipun harga pembukaan lebih rendah sebesar S$26,5 juta, atau S$1.355 per kaki persegi.
Adapun, Su yang berusia 42 tahun tersebut ditangkap pada 15 Agustus 2023, menghadapi 13 dakwaan terkait pemalsuan, penipuan, dan pencucian uang, dijatuhi hukuman 14 bulan penjara setelah kehilangan sekitar S$65 juta atau 90% dari asetnya yang disita. Sejak itu, dia kemudian dideportasi.
Sebelumnya, dilaporkan juga bahwa polisi menyita aset sekitar S$99 juta dalam bentuk properti, uang tunai, rekening bank, dan mata uang kripto atas nama Su dan istrinya.