Bisnis.com, JAKARTA - Malaysia dan Singapura hampir sepakat untuk membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) lintas batas pertama di Asia Tenggara. Akankah proyek tersebut jadi ancaman bagi KEK Batam dan Bintan?
Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli mengungkapkan proyek yang dinamakan Kawasan Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ) dibangun untuk menarik perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi yang didukung oleh para investor yang melakukan transaksi dengan cara yang "lincah".
"Kedua pihak seharusnya dapat menandatangani kesepakatan dan meresmikan zona tersebut pada September [2024]," kata Rafizi dalam pengarahan di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Bloomberg pada Rabu (10/7/2024).
Kepala Menteri Johor Onn Hafiz Ghazi sebelumnya telah mengusulkan 16 sektor ekonomi untuk JS-SEZ, termasuk listrik dan elektronik, medis dan farmasi, penerbangan, bahan kimia khusus, logistik, perawatan kesehatan, dan pendidikan.
Dia menambahkan susunan geografis kawasan tersebut hampir rampung. Sebelumnya, Malaysia dan Singapura telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan kawasan ekonomi ini pada Januari 2024.
Menurutnya, tujuan utama KEK JS-SEZ memungkinkan pergerakan barang dan orang yang bebas antara negara bagian Johor yang kaya sumber daya dan Singapura yang terbatas lahan.
Rafizi mengatakan penandatanganan kesepakatan akan dilakukan sebelum pertemuan tahunan para pemimpin yang dijadwalkan pada akhir tahun ini, yang melibatkan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong. Malaysia menyelesaikan proposalnya pada Mei 2024 dan sedang menunggu tanggapan dari Singapura.
Johor dan Singapura sudah berbagi perbatasan darat tersibuk di dunia, dengan ratusan ribu warga Malaysia yang tinggal di Johor bepergian ke Singapura untuk bekerja setiap hari.
"Malaysia sedang menyusun insentif fiskal bagi perusahaan-perusahaan di KEK, yang akan diumumkan dalam pidato anggaran," tambah Rafizi.
Dia juga mengklaim investor banyak yang tertarik pada JS-SEZ sebagai "launch pad" untuk pasar Asia Tenggara. Dia menambahkan bahwa pasar ini akan "sangat berpengaruh" dalam lima hingga 10 tahun ke depan dan siap untuk menyalip Eropa.
Federasi Bisnis Singapura dijadwalkan mengadakan forum tentang KEK pada Kamis (11/7/2024) yang ditujukan untuk calon investor, dengan Kementerian Perdagangan Singapura juga hadir. Namun, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura belum memberikan komentar.
Johor telah menarik investasi menjelang pembentukan zona ekonomi ini, termasuk investasi pusat data dari Microsoft Corp. dan Nvidia Corp. berkat booming global dalam kecerdasan buatan.
Di sisi lain, ChemOne dari Singapura juga sedang membangun kompleks energi besar di pusat petrokimia Pengerang, yang diusulkan menjadi bagian dari zona tersebut.
Johor diperkirakan akan menjadi penerima manfaat utama dari rencana kereta api cepat antara Kuala Lumpur dan Singapura. Pemerintah Malaysia saat ini mempertimbangkan proposal dari beberapa kelompok swasta untuk proyek tersebut.
Nasib KEK Bintan dan Batam
Pembangunan KEK lintas negara antara Malaysia dan Singapura menjadi saingan baru bagi pemerintah Indonesia. Seperti diketahui, RI sudah memiliki KEK Batam dan KEK Bintan yang dibangun untuk menarik investasi dari negara mitra, termasuk Malaysia dan Singapura.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Batam kembali mengalami pertumbuhan yang signifikan sepanjang kuartal I/2024.
Kementerian Investasi/BKPM mencatat nilai PMA Batam mencapai Rp5,73 triliun pada kuartal I/2024. Jumlah tersebut mengalami peningkatan signifikan dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp2,61 triliun.
Selain itu, Singapura masih menjadi negara yang mendominasi realisasi PMA di Batam sepanjang kuartal I/2024 dengan nilai investasi sebesar US$240,097 juta atau setara Rp3,601 triliun. Tidak hanya Singapura, dua negara Asia lainnya juga masih berkontribusi besar terhadap peningkatan nilai PMA Batam.
Peringkat kedua ditempati oleh China dengan nilai investasi US$72,16 juta atau setara Rp1,082 triliun, dan Jepang dengan nilai investasi US$34,13 juta atau setara dengan Rp512,085 miliar.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengapresiasi kerja keras seluruh pihak dalam menjaga kenyamanan dan keamanan investor. Sehingga, situasi kondusif di Batam mampu memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan investasi.
"Gairah investasi sangat berpengaruh besar terhadap ekonomi Batam. Saya berharap, seluruh pihak dapat bersama-sama menjaga situasi kondusif kota tercinta ini agar perekonomian bisa terus bergerak," ujarnya di Batam, Kamis (4/7/2024).
Dia mengajak seluruh komponen daerah untuk mendukung langkah strategis BP Batam dalam menjaga iklim investasi. Tujuannya untuk menjadikan Batam sebagai salah satu destinasi investasi unggulan di Indonesia.
Berikut daftar lima negara dengan nilai investasi terbesar di Batam pada Kuartal I/2024
- Singapura US$240,097 juta atau Rp3,601 triliun
- China US$72,16 juta atau Rp1,082 triliun
- Jepang US$34,13 juta atau Rp 512,085 miliar
- Perancis US$15,85 juta atau Rp 237,77 miliar
- Hongkong US$4,95 juta atau Rp 74,304 miliar
KEK Tanjung Sauh
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2024. KEK yang berada di Pulau Tanjung Sauh, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau tersebut memiliki luas 840,67 hektare.
Penetapan KEK Tanjung Sauh dilakukan untuk mempercepat penciptaan lapangan kerja, pengembangan wilayah kota Batam dalam mendukung pengembangan ekonomi wilayah dan ekonomi nasional.
“Dengan pengembangan KEK Tanjung Sauh, diharapkan akan mendorong daya saing Indonesia, sekaligus memberikan dampak signifikan bagi perekonomian wilayah melalui penerimaan investasi mencapai Rp199,6 triliun dan penciptaan lapangan pekerjaan, baik langsung maupun tidak langsung, sebesar 366.087 orang ketika beroperasi penuh selama 30 tahun,” ujar Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang dalam keterangan resmi, dikutip (11/7/2024).
Lebih lanjut, Edwin menjelaskan bahwa pengembangan kawasan yang berjalan optimal diharapkan akan mampu berkontribusi pada PDRB Kepulauan Riau mencapai Rp166,81 triliun secara kumulatif.
KEK Tanjung Sauh memiliki komitmen realisasi investasi Rp199,6 triliun dan diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 366.087 orang hingga 2053.
Selain itu, KEK Tanjung Sauh memiliki rencana bisnis produksi dan pengolahan, pengembangan energi, serta logistik dan distribusi. Di KEK ini akan dikembangkan industri komponen elektronik (PCB, RFID, GPS, CCTV, dan Semikonduktor), serta industri perakitan produk elektronik.
Dari segi pelabuhan, keberadaan pelabuhan di KEK Tanjung Sauh di antara Batam dan Bintan menjadi jembatan penting untuk mobilisasi logistik antara Kepulauan Riau dengan pasar nasional dan dunia internasional.
"KEK Tanjung Sauh juga akan berperan sebagai gateway port yang modern, mampu menampung hingga 5 juta TEUS, dan menjadi pusat logistik di wilayah antara Batam dan Bintan," imbuhnya.
KEK Tanjung Sauh juga akan menjadi pusat riset dan pengembangan bidang energi, sekaligus menjadi produsen dari energi alternatif, energi terbarukan dan energi primer, yang digadang-gadang akan memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga di Batam-Bintan.