Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Belanja Negara Bengkak jadi Rp3.412,2 Triliun Akhir 2024, Untuk Apa?

Pagu anggaran belanja negara pada akhir 2024 naik Rp81 triliun jika dibandingkan dengan pagu awal dalam APBN 2024 yang sebesar Rp3.325,1 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri Rapat Kerja Pengambilan Keputusan (PK) penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) APBN Tahun Anggaran 2024 bersama dengan Komisi XI. Dok Instagram @smindrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri Rapat Kerja Pengambilan Keputusan (PK) penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) APBN Tahun Anggaran 2024 bersama dengan Komisi XI. Dok Instagram @smindrawati

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memperkirakan anggaran belanja negara meningkat menjadi sebesar Rp3.412,2 triliun hingga akhir 2024.

Pagu anggaran belanja tersebut naik Rp81 triliun jika dibandingkan dengan pagu awal dalam APBN 2024 yang sebesar Rp3.325,1 triliun.

“Belanja pemerintah tadi kita perkirakan masih akan tumbuh 9,3% sampai dengan akhir tahun, memang untuk belanja yang mengalami kenaikan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani usai rapat kerja dengan Badan Anggaran, Senin (8/7/2024).

Sri Mulyani mengatakan alokasi anggaran belanja negara yang meningkat hingga akhir tahun terutama didorong oleh kenaikan belanja pemerintah pusat senilai Rp90,7 triliun dari awalnya Rp2.467,5 triliun menjadi Rp2.558,2 triliun.

Perinciannya, alokasi untuk belanja kementerian dan lembaga (K/L) meningkat Rp108,0 triliun, dari Rp1.090,8 triliun menjadi Rp1.198,8 triliun.

Kenaikan tersebut, di antaranya dipengaruhi oleh percepatan pembiayaan luar negeri atau dalam negeri sebesar Rp105,9 triliun dan tambahan belanja yang bersumber dari penerimaan hibah Rp32,3 triliun, antara lain untuk pelaksanaan Pilkada.

Lebih lanjut, pemerintah juga menambahkan alokasi bantuan beras untuk 3 bulan, periode Agustus, Oktober, dan Desember, dengan total sebesar Rp11,0 triliun, juga penambahan volume subsidi pupuk Rp24 triliun dan kebutuhan pajak ditanggung pemerintah (DTP) rumah tapak dan rumah susun Rp0,5 triliun.

“Kemudian beberapa akselerasi dari proyek-proyek yang ingin diselesaikan, serta realisasi dari pinjaman luar negeri dari K/L, jadi kombinasi itu tadi,” jelas Sri Mulyani.

Di sisi lain, belanja non-K/L hingga akhir tahun diperkirakan lebih rendah Rp17,3 triliun, dari Rp1.376,7 triliun menjadi Rp1.359,4 triliun.

Lebih lanjut, realisasi transfer ke daerah (TKD) hingga akhir 2024 juga diperkirakan lebih rendah Rp3,6 triliun, menjadi sebesar Rp854 triliun, dari rencana awal sebesar Rp857,6 triliun.

Dengan realisasi belanja yang meningkat tersebut, pemerintah memperkirakan defisit APBN hingga akhir 2024 akan melebar menjadi sebesar 2,7%, dari target dalam APBN 2024 sebesar 2,29%.

Di samping belanja yang meningkat, penerimaan negara hingga akhir 2024 diperkirakan hanya mencapai Rp2.802,5 triliun, hanya naik Rp200 miliar dari target awal.

Lebih lanjut, untuk menutup defisit tersebut, pemerintah berencana menambah penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) Rp100 triliun untuk mengurangi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), termasuk untuk pemenuhan kewajiban pemerintah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper