Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBN Bioetanol Juli 2024 Dikerek jadi Rp15.101 per Liter

Harga indeks pasar (HIP) bahan bakar nabati (BBN) jenis bioetanol untuk perdagangan Juli 2024 ditetapkan naik menjadi Rp15.101 per liter.
Pertamax Green 95, bbm campuran bioetanol 5 persen, mulai dijual di sejumlah SPBU di Jakarta dan Surabaya/Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi
Pertamax Green 95, bbm campuran bioetanol 5 persen, mulai dijual di sejumlah SPBU di Jakarta dan Surabaya/Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga indeks pasar (HIP) bahan bakar nabati (BBN) jenis bioetanol untuk perdagangan Juli 2024 naik menjadi Rp15.101 per liter.

Keputusan itu tertuang dalam Surat Direktur Jenderal EBTKE Nomor T-2222/EK.05/DJE.B/2024 yang ditandatangani pada 21 Juni 2024. 

“Ketetapan tersebut berlaku efektif per tanggal 1 Juli 2024," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi lewat siaran pers, Minggu (7/7/2024).

Agus menyebutkan, terjadi kenaikan HIP BBN bioetanol pada Juli sebanyak Rp479 per liter apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni sebesar Rp14.622 per liter pada Juni 2024.

Adapun, perhitungan besaran harga HIP BBN bioetanol tersebut, jelas Agus, menggunakan formula yang telah ditetapkan, yaitu (Harga tetes tebu KPB Rata-rata 3 bulan x 4,125 kg/L) + 0,25 US$/L. Harga tetes tebu KPB Rata-rata 15 Januari sampai dengan 14 Juni 2024, yakni Rp2.682 per kilogram. 

Sedangkan konversi nilai kurs menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia dengan periode 15 Mei - 14 Juni 2024 sebesar Rp16.159. 

“Sehingga ditetapkan Harga HIP BBN bioetanol Bulan Juli 2024 sebesar Rp15.101 per liter," kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah tengah mengkaji kemungkinan pemberian subsidi anyar untuk produk bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bauran bioetanol. 

Kajian itu sejalan dengan usulan PT Pertamina (Persero) pada tahun lalu untuk menghapus atau meniadakan produk BBM dengan oktan paling rendah RON 90 atau Pertalite dalam beberapa tahun ke depan. 

Pertamina mendorong pengembangan bensin bauran etanol 7% (E7) atau Pertamax Green 92 untuk menggantikan posisi Pertalite sebagai jenis bahan bakar minyak khusus penugasan (JBKP). 

Artinya, anggaran kompensasi atau subsidi diusulkan untuk dialihkan pada Pertamax Green 92. 

“[Bioetanol] tetap subsidi lagi, kita hitung supaya nanti kita ini targetnya yang kita subsidi orang yang pantas disubsidi,” kata Luhut saat ditemui di Jakarta, Jumat (3/5/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper