Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Impor KRL Asal China, PT KAI Mau Tambah 8 Trainset Lagi

PT KAI menambah impor KRL asal China sebanyak 8 trainset untuk meningkatkan layanan Commuter Line Jabodetabek.
Ilustrasi KRL. KAI Commuter ingin menambah impor sebanyak 8 trainset KRL dari China untuk menjaga layanan Commuter Line Jabodetabek. Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi KRL. KAI Commuter ingin menambah impor sebanyak 8 trainset KRL dari China untuk menjaga layanan Commuter Line Jabodetabek. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter memutuskan menambah impor sebanyak 8 rangkaian kereta (trainset) KRL dari China untuk menjaga layanan Commuter Line Jabodetabek kepada masyarakat.

VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, menjelaskan dengan penambahan ini, secara keseluruhan pihaknya akan mengimpor sebanyak 11 trainset. Anne menuturkan, 8 trainset tersebut juga dibeli dari Pabrikan China, CRRC Sifang Co.Ltd.

Sebelumnya, KAI Commuter juga telah mengimpor 3 unit trainset dari CRRC Sifang Co. Ltd senilai sekitar Rp783 miliar.

Anne menuturkan, penambahan impor tersebut seiring dengan berkurangnya jumlah trainset yang akan diremajakan atau diretrofit dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka. Namun, Anne enggan memperinci secara detail penyebab berkurangnya rangkaian kereta yang diretrofit tersebut.

"Penambahan impor karena retrofitnya berubah , dari 19 [rangkaian] menjadi 2 yang dari Inka. Sehingga, kita replace menjadi impor 8 trainset yang baru," jelas Anne di Kompleks Parlemen, Senin (1/7/2024).

Anne menjelaskan, KAI Commuter memilih untuk kembali membeli trainset dari CRRC Sifang Co. Ltd  karena ketepatan waktu pengiriman (delivery time) yang dijanjikan perusahaan. Dia menuturkan, pihak CRRC Sifang menargetkan 11 trainset impor tersebut sudah dapat diterima KAI Commuter pada semester I/2025.

Selain itu, KAI Commuter juga telah mendesain spesifikasi khusus trainset yang dibutuhkan kepada CRRC Sifang saat akan mengimpor 3 rangkaian kereta sebelumnya.

"Karena kita juga sudah mendesain kereta [pesanan ke CRRC Sifang]. Kalau kita ambil manufaktur [produsen kereta] lain lagi, harus desain ulang dan bertambah lagi biayanya," ujar Anne.

Dia juga menyebut, kesepakatan pembelian 8 trainset impor KRL itu juga telah ditandatangani oleh perusahaan dan CRRC Sifang. Meski demikian, Anne belum dapat memperinci dana investasi yang dikeluarkan untuk impor 8 trainset tambahan tersebut.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Didiek Hartantyo menjelaskan, pengadaan sarana KRL sangat dibutuhkan saat ini mengingat bertambahnya jumlah sarana yang memasuki masa konservasi atau harus berhenti dioperasikan.

Didiek menuturkan, berdasarkan perhitungan pihaknya, KAI harus melakukan penggantian sarana sebanyak 37 trainset hingga 2027 atau tiga tahun mendatang untuk memastikan keselamatan dan keandalan armada KRL.

Dia menjelaskan, seluruh kereta atau gerbong KRL yang dimiliki KAI Commuter sebanyak 1.088 unit telah berusia setidaknya 30 tahun atau lebih. Hal tersebut karena pengadaan sarana KRL pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan melalui impor barang bukan baru atau bekas.

Di sisi lain, pengurangan jumlah trainset operasional terjadi bersamaan dengan peningkatan volume penumpang KRL. Didiek mengatakan, jumlah penumpang  KRL Jabodetabek sepanjang 2023 lalu mencapai 290 juta orang dengan rata-rata okupansi sekitar 71% pada waktu normal dan 129% pada jam sibuk atau peak hour pada pukul 06.00-09.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB.

Dia menuturkan, jumlah penumpang KRL Jabodetabek dapat mencapai 410 juta orang pada 2027 mendatang. Didiek menuturkan, jika tidak terdapat pengadaan sarana KRL baru, tingkat okupansi KRL Jabodetabek dapat menembus 242% saat jam sibuk.

"Untuk itu, persetujuan tambahan PMN pada 2024 ke PT KAI sebesar Rp2 triliun untuk kebutuhan pengadaan sarana KRL yang sangat mendesak," jelas Didiek.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper