Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan LNG Domestik Tumbuh 5 Kali Lipat 10 Tahun Terakhir

Ekonom energi menilai pertumbuhan pasar kargo gas alam cair atau LNG domestik selama 10 tahun terakhir cukup tinggi.
Proyek Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat - BP Indonesia
Proyek Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat - BP Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai pertumbuhan pasar kargo gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) domestik selama 10 tahun atau satu dekade terakhir cukup tinggi.

Pri menerangkan porsi konsumsi LNG di pasar domestik meningkat sekitar 5 kali lipat sepanjang periode 2012 sampai dengan 2023, dari 100 billion british thermal unit per day (BBtud) menjadi sekitar 550 BBtud.

Pertumbuhan itu ditopang karena kebutuhan untuk menyalurkan gas ke sejumlah lokasi dengan pasokan gas pipa yang minim beberapa tahun terakhir.

“Yang disebabkan karena ketidakseimbangan pasokan permintaan yang berbeda di wilayah dan infrastruktur yang terbatas,” kata Pri saat dihubungi, Senin (1/7/2024).

Pri berpendapat pasar LNG domestik bakal lebih menarik jika didukung dengan kebijakan harga gas domestik yang kompetitif. Artinya, kata dia, berdasarkan kaidah keekonomian yang layak di setiap mata rantai penyediaannya.

Saat ini, dia menambahkan, formulasi harga rata-rata LNG adalah sekitar 17% dari harga minyak dunia. Dengan demikian, harga LNG pada satuan yang sama saat ini berada di rentang US$9 per juta metrik british thermal unit (MMBtu) sampai dengan US$14 per MMBtu.

“Pasar LNG domestik akan menarik jika kebijakan harga gas domestik tepat dan kompetitif,” tuturnya.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) atau PGN mendapat tambahan 1 kargo LNG setara 2,6 MMBtu dari Kilang Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat untuk kontrak 5 tahun.

“Ini adalah milestone penting bagi kami. LNG merupakan salah satu upaya terbaik yang kami berikan bersama pemerintah serta pemasok untuk menjawab tantangan kebutuhan gas bumi domestik,” kata Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini lewat siaran pers, Senin (1/7/2024).

Sampai dengan kuartal I/2024, volume niaga gas bumi telah mencapai 858 BBtud. Upaya meningkatkan volume penjualan di berbagai wilayah terus dilakukan, baik di wilayah yang tersedia jaringan maupun penetrasi infrastruktur wilayah baru.

Sejauh ini PGN masih menjaga target volume niaga tahun 2024 sebesar 954 BBtud. Sementara, penyerapan LNG di wilayah Jawa Barat saat ini telah mencapai 45 billion BBtud per Mei 2024.

“Angka ini lebih tinggi dari perkiraan awal kami,” kata Ratih.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro menuturkan, tambahan kargo LNG itu belakangan diperlukan untuk menambal pasokan defisit gas pipa dari beberapa lapangan di kawasan Sumatra bagian tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa bagian barat.

Beberapa lapangan yang mengalami penurunan salur gas itu di antaranya, Blok Corridor, PEP Sumatera Selatan (Regional 1), PEP Jawa Barat (Regional 2), PHE Jambi Merang dan sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi di kawasan tersebut.

Hudi menuturkan, saat ini perusahaan gas negara itu tengah melakukan sosialiasai atau penjajakan kepada industri pengguna terkait dengan opsi pengalihan sumber gas dari pipa menjadi LNG.

“Di mana harga yang akan dibayarkan oleh end user akan meningkat seiring dengan harga LNG memiliki biaya tambahan di antaranya biaya kapal, regasifikasi dan transportasi lainnya jika diperlukan,” kata dia.

Perusahaan gas negara itu memproyeksikan kebutuhan permintaan gas bumi di Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa bagian barat untuk 2024-2034 memerlukan penambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG sebesar 73 BBtud sampai dengan 355 BBtud.

Estimasi itu mengambil porsi 12% sampai dengan 54% dari keseluruhan pasokan gas untuk permintaan pelanggan PGN di tiga kawasan tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper