Bisnis.com, JAKARTA - Kabar investor asal China yang akan membangun pabrikan garmen di Indonesia mendapat sambutan positif dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT) lantaran dinilai mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Indonesia Pengusaha Konfeksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman kepada awak media, usai melaksanakan aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda Monas, Kamis (27/6/2024).
“Kalau operasi di sini, bagus. Ikut aturan di sini, bersaing dengan kita. Menciptakan lapangan pekerjaan,” ujarnya, Kamis (27/6/2024).
Kendati begitu, dia mengingatkan agar pabrikan tersebut harus mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Salah satunya, dengan menyerap lebih banyak tenaga kerja dalam negeri.
Pihaknya juga menyatakan siap untuk bersaing dengan pabrikan tersebut sembari bersama-sama memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
Menurut catatan Bisnis.com, Jumat (21/6/2024), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa investor asal China akan membangun pabrik garmen dalam waktu dekat. Lokasi manufaktur yang dibidik perusahaan tersebut yaitu di Kertajati, Jawa Barat dan Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca Juga
Perusahaan tekstil asal Tirai Bambu itu telah menandatangani dan mengungkap rencana investasi hingga penyerapan tenaga kerja.
“Mereka mau buka dia punya industri, pegawainya yang saya senang dia bilang 'Kami pegawai 90.000, dikasih asrama, itu dia mau bangun kita usulkan di Kertajati, dekat di BYD yang dibangun disana,” kata Luhut, dikutip Jumat (21/6/2024).
Lebih lanjut Luhut menyebut bahwa pabrik tersebut bakal menyerap hingga 108.000 tenaga kerja karena adanya tambahan rencana pembangunan pabrik di Sukoharjo, Jawa Tengah. Investor asal China itu menjanjikan tempat tinggal bagi seluruh karyawannya.
Rencana tersebut lantas disambut Luhut, dengan memberikan karpet merah dan bersedia pasang badan jika terjadi kendala dalam proses pembangunan, termasuk soal pembebasan lahan untuk pabrik.
Kendati memberi karpet merah, Luhut berpesan agar investasi yang masuk harus berupa usaha berorientasi ekspor. Hal ini untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,5%-7%.
“Semua kita minta investasi yang berorientasi ekspor, kalau mau tumbuh 6,5%-7% harus minta kepada investasi orientasi ekspor. Ini ekspor dia [perusahaan garmen China] bisa sampai US$18 miliar, wah ini saya bilang karpet merah,” pungkasnya.