Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Sebut Kenaikan Surplus Neraca Perdagangan pada Mei 2024 Topang Ketahanan Eksternal RI

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa kenaikan surplus neraca perdagangan positif untuk menopang ketahanan eksternal ekonomi RI.
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia. Foto udara suasana di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia. Foto udara suasana di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 naik menjadi US$2,93 miliar, naik dari surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$2,72 miliar.

Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan bahwa perkembangan tersebut positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

“Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” katanya melalui keterangan resmi, dikutip Kamis (20/6/2024).

Erwin merincikan, surplus neraca perdagangan Mei 2024 yang lebih tinggi terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap baik. 

Dia menjelaskan, neraca perdagangan nonmigas pada Mei 2024 mencatatkan surplus sebesar US$4,26 miliar sejalan dengan ekspor nonmigas yang meningkat mencapai US$20,91 miliar. 

Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bijih logam, serta nikel dan barang daripadanya, maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik serta kendaraan dan bagiannya. 

Adapun berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. 

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun menjadi US$1,33 miliar pada Mei 2024 sejalan dengan peningkatan ekspor migas dan penurunan impor migas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper