Bisnis.com, JAKARTA - Rencana presiden terpilih Prabowo Subianto menaikkan rasio utang terhadap PDB mendekati 50% menuai respons negatif. Rencana penambahan utang ini bakal semakin memberatkan generasi berikutnya terutama saat belanja negara tidak berkualitas.
Peningkatan rasio utang yang signifikan tersebut dinilai telah memberikan dampak yang berkelanjutan selama bertahun-tahun. Salah satunya pemerintah mesti menanggung pembayaran bunga Rp500 triliun per tahun atau setara dengan 15% dari total anggaran belanja.
Selain soal rencana kenaikan rasio utang, terdapat informasi komprehensif lainnya yang menjadi pilihan BisnisIndonesia.id pada Senin (17/6/2024). Berikut di antaranya:
1. Wanti-Wanti Saat Prabowo Naikkan Rasio Utang Dekati 50% PDB
Sebagaimana diketahui, pemerintahan yang akan dipimpin Prabowo mendatang membutuhkan anggaran belanja yang besar, terutama untuk membiayai janji kampanyenya, yaitu program makan siang gratis.
Kebutuhan anggaran untuk program tersebut diperkirakan mencapai Rp400 triliun, mendekati kebutuhan untuk belanja seluruh program perlindungan sosial saat ini, Rp 496,8 triliun.
Ekonom Bloomberg Economics Tamara Henderson menyampaikan bahwa rencana kenaikan rasio utang tidak menjadi masalah jika digunakan secara berhati-hati, misalnya untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur dan meningkatkan sumber daya manusia. Pasalnya, arah dan kualitas pengeluaran pemerintah adalah kunci untuk meyakinkan para pelaku pasar atau investor.
2. Harapan Bertumpuk di Pundak Calon Komisaris Bursa Efek Indonesia
Sejumlah pekerjaan rumah menanti para komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) yang baru nantinya, apalagi kini pasar sedang dalam gejolak dan HSG menjadi salah satu indeks dengan kinerja terburuk di dunia.
BEI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Juni 2024. Salah satu agenda rapat adalah perubahan anggota dewan komisaris. Dari 10 kandidat komisaris, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memilih lima calon.
OJK pun telah menetapkan daftar Calon Anggota Dewan Komisaris terpilih BEI untuk masa jabatan 2024 – 2028. OJK menyebutkan telah melakukan Uji Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (PKK) dan akan disampaikan pada RUPST BEI nanti.
3. Risiko Pasar di Balik Munculnya Kebijakan Short Selling
Di tengah pasar yang sedang lesu, Bursa Efek Indonesia (BEI) merencanakan untuk kembali membuka aktivitas perdagangan dengan mekanisme short selling. Akankah hal ini membawa berkah atau masalah bagi IHSG?
BEI akan segera merilis aturan mengenai short selling pada semester II/2024, yang diyakini dapat membangkitkan gairah investor di pasar saham.
Kendati demikian, investor perlu mengetahui dampak positif dan negatif yang dapat timbul dari adanya transaksi short selling tersebut.
4. Memompa Investasi Pabrikan Mobil China di Indonesia
Untuk menarik investasi industri otomotif China ke Indonesia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan ke Beijing, Rabu (12/6/2024).
Dalam kesempatan itu, Menperin melakukan pertemuan dengan eksekutif dari empat pabrikan mobil China, yakni Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon), SAIC GM Wuling (SGMW) Automobile Company, Cherry Automobile, serta Dongfeng Motor Corporation Ltd.
“Kami juga mendorong kepada semua perusahaan asal Tiongkok untuk ambil bagian dalam pengembangan kendaraan elektrifikasi dan mendukung ekosistem EV di Indonesia," kata Menperin.
5. Garuda Indonesia Sasar Pertumbuhan Penumpang Selama Libur Iduladha
Operator penerbangan pelat merah Garuda Indonesia Group mengangkut sedikitnya 73.434 penumpang di seluruh rute penerbangan selama puncak Libur Iduladha, Jumat (14/6/2024). Perseroan membidik pertumbuhan jumlah penumpang selama musim Idul Kurban.
Dari total tersebut, 35.041 penumpang di antaranya dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia dan 38.393 penumpang lainnya terbang bersama lini low cost carrier (LCC) Citilink.
Pada puncak pergerakan penumpang tersebut, Garuda Indonesia Group juga mencatatkan tingkat ketepatan waktu hingga 85% persen dari total 456 penerbangan yang dioperasikan Garuda Indonesia dan Citilink.