Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungi Blok Pomalaa, Vale Sebut Ford Puas dengan Progres Pabrik Nikel Rp67,5 Triliun

Ford melihat progres proyek kerja sama smelter HPAL di Blok Pomalaa dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) cukup signifikan.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terus mengejar penyelesaian proyek smelter high-pressure acid leach (HPAL) di Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara. 

Proyek pabrik bahan baku baterai berbasis nikel tersebut merupakan proyek kerja sama INCO dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. dan Ford Motor Company.

Head of Communication Vale Indonesia Suparam Bayu Aji mengatakan, Ford telah mengunjungi proyek mereka yang di Blok Pomala pada bulan lalu.

Dari kunjungan tersebut, Bayu menuturkan bahwa pihak dari Ford melihat progres pembangunan proyek Pomala berjalan cukup signifikan.

“Manajemen Ford datang dari AS khusus mengunjungi di Pomala untuk sama-sama lihat progresnya dan sebenarnya wakil dari Ford menyampaikan bahwa progresnya cukup-cukup signifikan,” kata Bayu Aji ketika ditemui, Kamis (13/6/2024).

Proyek dengan nilai investasi mencapai US$4,5 miliar atau sekitar Rp67,5 triliun itu menjadi salah satu proyek yang wajib diselesaikan INCO sebagaimana komitmen dalam izin usaha pertambangan khusus (IUPK) INCO. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2026 mendatang. 

Dalam proyek pengolahan bijih nikel dari Blok Pomalaa itu, Huayou menggenggam saham mayoritas sebesar 53%, sementara sisanya dipegang INCO sebesar 30% dan Ford Motor Co. sebesar 17%. 

Pabrik HPAL ini akan mengolah bijih yang dipasok oleh INCO dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel sebanyak 120 kiloton mixed hydroxide precipitate (MHP) setiap tahunnya. 

Produk nikel tersebut dinilai akan berbiaya rendah dan digunakan dalam baterai kendaraan listrik atau electric vehicles (EV) dengan katoda kaya nikel. 

Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV), meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap. 

Sebelumnya, Zhejiang Huayou Cobalt Co. bersama dengan INCO masih berupaya mengamankan izin analisis mengenai dampak lingkungan atau amdal untuk rencana investasi smelter HPAL di Blok Pomalaa.

“Amdal sedang berproses, tim desain pabrik sudah sementara membuat detail engineering design [DED],” kata Deputy Director of External Affairs Huayou Indonesia Stevanus saat dihubungi, Senin (4/3/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper