Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kantongi IUPK, Vale (INCO) Siap Jadi Pemain Baterai Dunia

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyebut diterbitkannya izin usaha pertambangan khusus (IUPK) telah memberikan kepastian investasi bagi perseroan.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyebut diterbitkannya izin usaha pertambangan khusus (IUPK) telah memberikan kepastian investasi bagi perseroan. 

CEO dan Presiden Direktur INCO Febriany Eddy mengatakan kepastian tersebut memantapkan langkah perseroan untuk menjadi pemain rantai pasok baterai berbasis nikel. 

Febrianny menyebut, dengan perpanjangan IUPK ini sebagai bentuk dari kepercayaan pemerintah Indonesia kepada Vale Indonesia dalam mengelola sumber daya alam.

“Maka kami punya cita-cita, yaitu membuat Vale menjadi world class ya, kelas dunia natural resources based battery solution provider rooted di Indonesia,” kata Febriany pada Briefing Media RUPST PT Vale Indonesia Tbk di The Energy Building, Senin (10/6/2024)

Cita cita ini bukan tanpa sebab, Febriany mengatakan, bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Dirinya yakin bahwa Indonesia bisa menjadi aspirasi membangun perusahaan kelas dunia untuk baterai kendaraan listrik berbasis sumber daya alam.

“Jadi kita memang rooted-nya dari mining, dan kita akan lakukan hilirisasi lebih jauh, dan fokus kita nanti adalah untuk sektor baterai,” ucapnya.

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) resmi menerima perpanjangan izin operasi hingga 28 Desember 2035 setelah diterbitkannya izin usaha pertambangan khusus (IUPK) atas nama PT Vale. Sederet proyek jumbo INCO pun mendapatkan kepastian.

Setidaknya terdapat empat proyek milik INCO yang sedang berjalan, yaitu proyek Sorowako HPAL, SOA HPAL, Bahodopi RKEF, dan stainless steel, serta Pomalaa HPAL.  

Lebih terperinci, Sorowako HPAL adalah kerja sama INCO dengan Huayou untuk pembangunan pabrik HPAL dengan kapasitas 60.000 Ni per tahun dalam MHP. Proyek dengan nilai investasi Rp30 triliun disebut akan menggandeng pabrikan otomotif atau non-investor China, seperti POSCO, LG Chem, Ford, dan VW.   

Konstruksi Sorowako telah dimulai sejak akhir 2023 dan akan melakukan hilirisasi lebih lanjut hingga prekursor atau bahan dasar baterai. Selanjutnya adalah Proyek Bahodopi RKEF dan Stainless Steel dengan nilai investasi mencapai Rp34 triliun. Kapasitas pabrik RKEF adalah sekitar 73.000-80.000 ton Ni per tahun dalam FeNi dan menggandeng TISCO dan Xinhai.  

RKEF ini digadang-gadang akan menjadi RKEF dengan intensitas emisi karbon terendah kedua setelah Sorowako karena tidak menggunakan batu bara melainkan gas bumi. Hilirisasi lebih lanjut hingga stainless steel.  

Kemudian, Proyek Pomalaa HPAL dengan kapasitas hingga 120.000 ton Ni per tahun. INCO menggandeng Huayou dan Ford untuk investasi dengan nilai Rp66 triliun termasuk pabrik dan tambang. Saat ini, konstruksi sedang berjalan dengan hilirisasi lebih lanjut hingga prekursor atau bahan dasar baterai.   

Terakhir adalah Proyek SOA HPAL dengan nilai investasi hingga Rp30 triliun. Proyek ini telah menyelesaikan eksplorasi tahap akhir dengan potensi pabrik HPAL minimal 60.000 ton Ni per tahun dalam MHP. Proyek ini akan menggandeng produsen otomotif lainnya untuk hilirisasi lebih lanjut hingga prekursor.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper