Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkap sejumlah strategi yang dilakukan pemerintah guna menyerap 10 juta pengangguran muda berusia 15-24 tahun di Indonesia.
Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian Chairul Saleh menyampaikan, perlu adanya perubahan pola pikir menjadi lifelong learning atau terus belajar secara sukarela dan berkelanjutan. Pemerintah sendiri telah membuka program Pra Kerja yang dapat diikuti oleh masyarakat yang ingin menambah maupun mengasah kemampuannya.
“Prakerja sendiri juga mem-provide berbagai macam pelatihan terkini sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini,” kata Chairul dalam media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (12/6/2024).
Strategi selanjutnya, melakukan pemetaan kebutuhan pasar kerja yang menjangkau 5-10 tahun ke depan bersama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Namun dalam prosesnya, pemerintah membutuhkan masukan dari berbagai pelaku industri untuk melakukan pemetaan tersebut. Menurutnya, pelaku usaha lebih mengetahui arah evolusi bisnis kedepannya.
Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenko Perekonomian Sumurung Simanjuntak menambahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Kemenko Perekonomian untuk menyusun rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang penguatan tata kelola penempatan pekerja migran Indonesia.
Baca Juga
Saat ini, penyusunan Perpres sudah melalui tahap harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM).
“Kemenkumham telah menyurati Menko [Airlangga Hartarto] untuk segera menyurati Presiden untuk penetapannya,” ungkapnya.
Strategi lainnya, ungkap Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kemenko Perekonomian Eripson M. H. Sinaga adalah dengan membentuk ekosistem wirausaha dalam negeri.
“Kami mendorong anak-anak muda yang tidak bekerja untuk menjadi wirausaha atau menciptakan perusahaan rintisan di bidang digital,” pungkasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, sebanyak 9,89 juta orang anak muda masuk dalam kategori Not in Employment, Education and Training (NEET) atau tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak sedang mengikuti pelatihan pada periode Agustus 2023.
“Dari 44,47 juta orang anak muda (usia 15-24 tahun) di Indonesia pada periode Agustus 2023, sekitar 22,25% termasuk ke dalam kategori NEET,” tulis BPS dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023, dikutip Rabu (12/6/2024).
Secara terperinci, total 9,89 juta anak muda ini terdiri dari 4,16 juta laki-laki dan 5,72 juta perempuan. Mereka yang masuk ke dalam golongan NEET paling banyak berusia 20-24 tahun dengan total 6,45 juta orang sedangkan usia 15-19 tahun yang masuk dalam kategori ini tercatat sebanyak 3,43 juta orang.