Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa (ECB) telah mewujudkan janjinya untuk melakukan pemangkasan suku bunga acuan dari level tertingginya. Para pelaku pasar kini dihadapkan oleh pertanyaan kapan bank sentral melakukan pemangkasan lanjutan tahun ini.
Melansir Reuters, ECB menurunkan suku bunga deposito acuan yang mencapai rekor tertinggi sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%.
Setelah mempertahankan suku bunga di 4% selama sembilan bulan, ECB menyatakan bahwa penurunan suku bunga ini diambil setelah prospek inflasi telah meningkat "secara nyata". Meskipun begitu, ECB masih akan akan mempertahankan suku bunga kebijakan yang cukup ketat selama diperlukan.
Walaupun janji penurunan suku bunga telah ditepati, nyatanya para investor kini mempertanyakan arah kebijakan usai revisi ke atas terhadap perkiraan pertumbuhan inflasi pada 2025 menjadi 2,2% dari sebelumnya yang sebesar 2%. Revisi ini menjadi kabar yang mengejutkan.
Presiden ECB Christine Lagarde menuturkan bahwa prospek inflasi telah membaik secara signifikan. Ia mengatakan bahwa ada kemungkinan besar bahwa bank sentral tersebut memasuki fase pengurangan atau memperlambat kebijakan (dial-back phase). Namun, ia menolak untuk memastikan bahwa perubahan langkah tersebut sudah terjadi sekarang.
Selain itu, direktur investasi utama dan kepala solusi multi-aset di GAM Investments, Julian Howard mengatakan bahwa inflasi di Eropa belum berada pada tren penurunan yang baik.
Baca Juga
“[Kondisi inflasi di Eropa tersebut] menggemakan kebijakan canggung dan dilema kredibilitas yang sama yang dihadapi oleh Federal Reserve,” tuturnya.
Euro Melonjak
Usai keputusan pemangkasan suku bunga, Euro kemudian menguat dan obligasi melemah lantaran para pedagang kembali menarik spekulasi penurunan suku bunga tambahan.
Euro menguat 0,3% menjadi US$1,0902. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun Jerman naik enam basis poin menjadi 2,57%, masih jauh di bawah puncak 2,71% yang dicapai minggu lalu.
“Kami melihat lingkungan yang seharusnya tidak hanya mendukung ekuitas tetapi juga membantu membatasi penurunan mata uang,” jelasnya, dan menambahkan bahwa ia melihat nilai wajar untuk euro berada di sekitar US$1,10.
Adapun berdasarkan data Bloomberg pada pukul 10.03 WIB, mata uang Euro telah menguat terhadap dolar sebesar 0,06% dan berada di level 1,0897.
Langkah ECB
Walaupun para investor masih bertaruh ECB akan memangkas suku bunganya kembali pada 2024, waktu pemangkasan kemudian kembali dipertanyakan. Beberapa orang sudah berpendapat bahwa pemangkasan suku bunga ketika inflasi masih tinggi dapat meragukan kredibilitas ECB.
Kemudian, para pedagang yang sebelumnya bertaruh adanya dua langkah tambahan pada 2024 kini telah beralih dengan hanya satu langkah pemangkasan. Penurunan pada September 2024 dinilai sebagai hal yang paling mungkin, walaupun kepercayaan ini telah berkurang.
“Ke depan, demi kredibilitas ECB, mereka perlu mengambil sikap yang sangat, sangat netral,” terang ekonom senior dan ahli strategi di Aviva Investors, kepada Bloomberg Television, Vasileios Gkionakis.
Kemudian, ekonom Bloomberg David Powell dan Jamie Rush mengatakan bahwa ECB mencoba untuk mengkomunikasikan ketidaknyamanannya dengan meningkatnya tekanan biaya, meskipun Dewan Pemerintahan memutuskan untuk mengurangi suku bunga sebesar 25 basis poin.
“Presiden Lagarde mengisyaratkan jeda pada bulan Juli dan potensi tindakan lebih lanjut pada bulan September, meskipun dia menahan diri untuk memberikan indikasi yang jelas mengenai waktu pemotongan,” jelas mereka.
Sementara itu, sumber-sumber Bloomberg tidak memperhitungkan pemangkasan suku bunga kedua pada Juli 2024. Beberapa juga mempertanyakan langkah yang diambil pada September 2024.
Lagarde tidak memberikan klarifikasi mengenai kapan suku bunga selanjutnya akan disesuaikan. Ia juga mempertanyakan apakah saat ini tengah memasuki fase dial-back dan tidak akan secara sukarela melakukan hal tersebut.
“Ada kemungkinan besar [memasuki fase dial-back], namun hal ini bergantung pada data, dan yang paling tidak pasti adalah kecepatan perjalanan dan waktu yang dibutuhkan,” jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga memperingatkan agar tidak terlalu memperhatikan prediksi rekan-rekannya di Dewan Pengurus, dengan menuturkan bahwa pihaknya tahu jalan yang mereka lalui dan juga mengetahui bahwa akan ada rintangan lain dalam jalan tersebut.
Lebih jauh lagi, kepala investasi di Candriam, Nicolas Forest, mengatakan bahwa pemangkasan awal ini mungkin bukan menjadi sinyal dimulainya siklus pelonggaran berkelanjutan.
“Sebaliknya, pedoman baru ini tetap berhati-hati, menghindari arah yang jelas mengenai pergerakan di masa depan,” ungkapnya.
Sumber: Bloomberg