Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Yuny Erwanto

Guru Besar Pangan Hasil Ternak UGM

Yuny Erwanto adalah Guru Besar Pangan Hasil Ternak Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia meraih gelar doktor di Kagoshima University Jepang.

Lihat artikel saya lainnya

OPINI : Peluang Lapangan Kerja Program Susu Gratis

Minum susu bagi anak-anak sangat dianjurkan dan program serupa sudah dilaksanakan sejak orde baru dengan menu sehat balita.
Susu sapi
Susu sapi

Bisnis.com, JAKARTA - Minum susu bagi anak-anak sangat dianjurkan dan program serupa sudah dilaksanakan sejak orde baru dengan menu sehat balita. Banyak negara juga yang memberi uang susu bagi anak-anak di bawah 5 tahun katakanlah seperti Jepang.

Berdasarkan kalkulasi apabila anak sekolah usia 5—19 tahun yang akan mendapatkan susu 200 ml per hari dengan asumsi 250 hari aktif sekolah dalam setahun, maka dengan jumlah 22.265.969 anak pada usia tersebut, maka akan dibutuhkan susu segar sekitar 13,25 juta liter.

Paling tidak akan dibutuhkan sapi sekitar 1,7 juta ekor apabila diasumsikan jumlah sapi betina produktif laktasinya adalah 70%dengan produksi susu per ekor sekitar 11 liter per hari.

Efek yang lebih luas diharapkan akan menciptakan lapangan kerja yang luas. Atau justru program itu akan menjadi milik penguasa dan pengusaha yang saling berebut kue program Pembangunan.

Menjadi pundi-pundi ke­uangan atas kebijakan impor, membesarkan industri olahan susu dengan hanya mengimpor bahan baku susu, menghasilkan tender yang tidak profesional terkait dengan pengadaan susu dan makan siang.

Oleh karena itu, untuk memberikan kebermanfaatan yang luas ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan.

Pertama, menambah populasi. Selama ini sering kali negara salah dalam melakukan perhitungan, bahkan memindahkan sapi dari satu provinsi yang populasinya besar ke provinsi yang lain dengan populasi kurang dianggap mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Hal itu jelas salah besar karena pada dasarnya tidak terjadi peningkatkan populasi secara nasional.

Kendala utama dalam melakukan impor betina produktif justru pada negara pengekspor yang secara umum ingin melindungi usaha dalam negeri dan menguasai pasar negara pengimpor.

Apabila negara produsen sapi itu kemudian mengekspor mesin produk susunya berupa betina produktif artinya menjadikan negara pengimpor menjadi mandiri dan boleh jadi dalam beberapa tahun akan semakin kecil impor produk jadi susu.

Mencari negara yang selama ini justru tidak banyak melakukan ekspor susu ke Indonesia menjadi alternatif, karena tidak merasa akan merugikan negara tersebut dalam jangka pendek maupun panjang.

Negara produsen sapi perah ada di Amerika Serikat, India, Brasil, China, Jerman, Prancis, Pakistan dan Selandia Baru adalah delapan negara yang menghasilkan sapi perah yang potensial untuk diajak kerja sama.

Pemerintah sebaiknya mengajak kerja sama pada minimal tiga negara dengan harapan ada kompetisi yang sehat sehingga Indonesia bisa tetap sustain apabila ada satu negara yang kurang profesional maka bisa menggunakan negara yang lain.

Kedua, pelibatan koperasi. Peternak sapi perah yang sudah establish dan berpengalaman panjang wajib dilakukan. Peternakan sapi perah membutuhkan manajemen yang sangat ketat dan disiplin. Keberhasilan usaha sapi perah sangat tergantung dari pengalaman beternak, manajemen yang tegas dan disiplin, melibatkan peternak yang mencintai usaha ternak.

Susu dihasilkan bukan sekedar karena sapi betina produktif tetapi harus dipastikan manajemen reproduksi, perkawinan, kebuntingan, managemen pemeliharaan, pakan yang standar dan pemerahan untuk menghasilkan susu dengan managemen yang perlu sangat disiplin.

Ketiga, melibatkan koperasi susu yang sudah melakukan pengolahan secara massal dan volume cukup misalnya di beberapa gabungan koperasi susu di Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Keterlibatan mereka dalam pengolahan susu sangat penting karena jalur susu membutuhkan tingkat ke­amanan pangan yang super ketat sehingga koperasi yang telah melakukan pengumpulan susu dari peternak sapi perah harus disiapkan untuk mampu menampung dan mengelola awal agar terjamin rantai pasok dingin dengan baik.

Keempat, industri peng­olahan dalam negeri bersama koperasi susu melakukan pengolahan dalam bentuk segar atau pasteurisasi tanpa dibuat produk lanjut seperti susu dengan tambahan formulasi yang lain.

Pembuatan formula dengan bahan tambahan lain cenderung ide perusahaan agar susu lebih tahan lama, tetapi tidak lagi menjadi susu natural seperti aslinya. Banyak negera maju seperti Jepang, Australia dan negara negara di Eropa sangat menganjurkan konsumsi susu adalah susu segar pasteurisasi yang sehat dan menyegarkan.

Kelima, program minum susu gratis apabila disiapkan dari penyediaan populasi sapi hidup maka dipastikan akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Pada sisi produksi seandainya 10 ekor pemeliharaan sapi akan menyerap 1 tenaga kerja maka artinya pada populasi 1 juta sapi ekor akan menyerap 100.000 lapangan kerja baru.

Belum lagi pada industri pengolahan susu dan distribusinya, maka program ini akan mempunyai dampak yang ekonomi yang positif dan luas apabila dikelola dengan pendekan yang benar dan terprogram tanpa harus tergesa segera dilaksanakan.

Harapannya, program minum susu gratis ini akan memberikan dampak ekonomi yang luas kepada seluruh stakeholder sampai pada tahapan ketersediaan populasi ternak yang memenuhi kebutuhan konsumsi, meningkatnya kesadaran akan makanan bergizi dan seimbang bagi generasi bangsa, mencerdaskan anak anak sebagai masa depan penerus bangsa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuny Erwanto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper