Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi defisit pasokan listrik di beberapa daerah dalam beberapa waktu ke depan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut, saat ini memang ada beberapa daerah yang pertumbuhan permintaan listriknya jauh lebih tinggi daripada yang telah diperkirakan.
Oleh karena itu, Darmawan mengatakan, pihaknya terus melakukan penyesuaian untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dengan permintaan listrik.
“Dengan ada pertumbuhan demand yang sangat tinggi di berbagai lokasi ini, kami juga mengambil langkah-langkah kontingensi untuk menambah kapasitas pembangkit,” kata Darmawan saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Kamis (30/5/2024).
Selain itu, kata Darmawan, PLN juga menambah ekspansi infrastruktur ketenagalistrikan di wilayah Indonesia. Penambahan infrastruktur tersebut seperti membangun gardu induk maupun transmisi antara wilayah di Indonesia.
“Sehingga keandalan listrik di daerah-daerah tersebut tetap terus terjaga,” ujarnya.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi dalam 2 tahun ke depan terdapat wilayah di Indonesia yang bakal mengalami defisit pasokan listrik.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa proyeksi tersebut didasarkan pada adanya permintaan pasokan listrik di beberapa wilayah yang mulai mengalami kenaikan signifikan selepas pandemi Covid-19.
“Kita rasakan setelah Covid, industri mulai bergerak, pemakaian listrik tumbuh. Bahkan kita prediksi 2 tahun lagi Sulawesi sebagian Kalimantan defisit listrik,” kata Eniya dalam acara Green Energy Forum, Rabu (29/5/2024).
Selain Kalimantan dan Sulawesi, Eniya menyebut bahwa untuk wilayah Jawa dan Bali juga diprediksi bakal mengalami hal yang sama dalam 3 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan aktivitas industri yang mulai tumbuh sehingga membuat pemakaian listrik terkerek naik.
“Terlihat pertumbuhan industri naik, dan konsumsi listrik kita kebanyakan dipakai untuk konsumtif, hanya isi daya HP, ini mulai shifting untuk produksi. Jadi dia buat industri manufaktur misalnya katering, bukan menggunakan gas tapi listrik," ucapnya.