Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) belum mengantongi perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga jelang tenggat berakhirnya izin ekspor pada akhir bulan ini.
Adapun, izin ekspor konsentrat tembaga Freeport sebesar 1,7 juta metrik ton yang diperoleh pada 24 Juli 2023, hanya berlaku hingga 31 Mei 2024.
EVP External Affairs Freeport Indonesia Agung Laksamana menyebut, perseroan terus berkordinasi dengan pemerintah terkait dengan perpanjangan izin ekspor tersebut.
“Terkait perpanjangan izin ekpor konsentrat, kami masih terus berkoordinasi dengan pemerintah,” kata Agung kepada Bisnis dikutip, Kamis (30/5/2024).
Selain perpanjangan izin ekspor, Agung menyampaikan perkembangan terkini dari pembangunan proyek smelter baru di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Agung menuturkan, smelter tersebut dijadwalkan bakal beroperasi pada bulan depan atau bulan Juni tahun 2024.
Baca Juga
“Selanjutnya akan memasuki tahap produksi dan ramp-up hingga mencapai kapasitas penuh pada akhir bulan Desember 2024,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pemerintah akan memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga PTFI.
Hal ini disampaikannya usai meninjau harga komoditas bersama dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan di Pasar Baru Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/5/2024).
“Ya terus dong, ya diperpanjang. Hanya kami ini memang masih berhitung mengenai dikenakan berapa” ujarnya kepada wartawan.
Jokowi mengatakan bahwa perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga tersebut dilakukan untuk menghargai upaya Freeport dan PT Amman Mineral Industri dalam memenuhi komitmen mereka untuk melakukan hilirisasi dengan membangun smelter di dalam negeri.
“Tetapi yang patut juga kami hargai Freeport maupun Amman itu telah membangun smelter dan sudah selesai hampir 100%. Kami selalu ikuti kok [perkembangannya], mingguannya kami ikuti pembangunan sampai berapa persen, berapa persen,” imbuhnya.
Adapun, pembangunan smelter ini merupakan mandat izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PTFI. Proyek ini merupakan smelter kedua PTFI.
Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting. Freeport telah menanamkan investasi hingga US$3,1 miliar atau setara dengan Rp48 triliun per akhir Desember 2023.
Smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (platinum group metal). Smelter Freeport juga akan menghasilkan produk samping, antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.