Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MRT Cikarang-Balaraja: RI Utang Jepang Rp14,51 Triliun, Dicicil 40 Tahun!

Pihak RI resmi mendapatkan pinjaman untuk proyek MRT Cikarang-Balaraja Fase 1 senilai Rp14,51 triliun dari Jepang dengan tenor 40 tahun.
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak Indonesia bakal cicil utang proyek MRT Jakarta East-West Line dengan rute Cikarang-Balaraja hingga 40 tahun, khususnya untuk Fase 1 dengan nilai pinjaman 140,69 miliar yen atau setara dengan Rp14,51 triliun.

Keputusan tersebut tertuang dalam penandatanganan pertukaran nota antara Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani pada Senin (13/5/2024).

Counsellor Bagian Ekonomi, Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Hironori Yahata menjelaskan melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), Jepang memberikan pinjaman kepada Indonesia untuk membangun MRT Jakarta East-West Line fase 1 tahap (stage) 1 dengan rute Tomang-Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer.

Yahata menjelaskan, nilai pinjaman yang akan diberikan mencapai hingga ¥140,69 miliar dengan suku bunga fixed 0,3% per tahunnya. Dia menambahkan, suku bunga tersebut juga sudah termasuk 0,2% per tahun untuk konsultan.

"Masa pengembalian pinjaman adalah selama 40 tahun termasuk masa tenggang atau grace period selama 10 tahun," jelas Yahata dalam Press Briefing mengenai Penandatanganan Pertukaran Nota tentang Pinjaman Yen Jakarta Metropolitan Urban Rapid Transit East-West Line Project Phase 1, Stage 1 di Gedung Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Senin (13/5/2024).

Dia menambahkan, pinjaman ini akan diberikan dengan Persyaratan Khusus untuk Kemitraan Ekonomi atau Special Terms for Economic Partnership (STEP). Artinya, pihak Jepang akan turut terlibat dalam pengerjaan proyek ini untuk melakukan transfer teknologi ke pihak Indonesia.

Dia menuturkan, untuk STEP pada proyek MRT ini, teknologi Jepang akan digunakan untuk konstruksi terowongan bawah tanah, sarana perkeretaapian, dan sistem persinyalan.

Yahata melanjutkan, sejak MRT Jakarta jalur Utara-Selatan dibuka pada Maret 2019 dengan bantuan ODA Jepang, moda ini menjadi infrastruktur transportasi penting yang mendukung kegiatan ekonomi dan kehidupan sehari-hari warga Jakarta.

Menurutnya, pembangunan jalur baru dari timur ke barat dan jaringan kereta api yang komprehensif, akan semakin mengurangi kemacetan lalu lintas, memperbaiki iklim investasi, mengurangi dampak lingkungan, serta turut mengambil tindakan melawan perubahan iklim.

"Selain itu, MRT akan memberikan keamanan, ketepatan waktu dan kenyamanan yang sama seperti jalur yang telah ada, sehingga transportasi umum dapat diakses oleh lebih banyak orang," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan JICA di Indonesia, Takehiro Yasui, menambahkan MRT Jakarta East-West Line fase 1 stage 1 rencananya akan memiliki 21 stasiun. Dari jumlah tersebut, 9 stasiun di antaranya akan dibangun di bawah tanah.

Yasui melanjutkan, proses konstruksi MRT East-West Line fase 1 stage 1 akan dimulai pada tahun ini. Sementara itu, pembangunan fase ini ditargetkan rampung pada 2031 atau 7 tahun mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper