Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah aset properti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di Jakarta disebut bakal dilepas ke investor. Hal itu dilakukan dalam rangka pemindahan status ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Salah satu contohnya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) yang saat ini diketahui tengah melakukan persiapan untuk melepas 2 gedung perkantoran miliknya di Jakarta yakni Menara Danareksa dan Menara BSI.
Konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL) Indonesia turut memberikan tanggapan terkait dengan rencana tersebut. Head Research JLL Indonesia, Yunus Karim, mengungkap peluang proses penjualan dua aset PTPP yang dinilai masih tinggi.
Menurutnya, aset properti milik perusahaan pelat merah tersebut dapat dimanfaatkan oleh investor untuk menjadi hotel hingga data center.
"Kalau investor sih masih banyak mencari pergudangan modern, rumah tapak, hotel, dan beberapa sektor alternatif, seperti misal data center, kampus, sekolah hingga rumah sakit, jadi ada peluang itu," kata Yunus saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Senin (13/5/2024).
Pada kesempatan yang sama, Yunus juga menyoroti kemungkinan akan adanya pengalihan fungsi dari aset yang akan dilepas oleh Kementerian BUMN tersebut.
Baca Juga
Dia menyebut, idealnya dua area kantor tersebut akan dialihfungsikan sesuai dengan rencana desain tata ruang Jakarta sebagai pusat perekonomian setelah melepas status Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
"Kita bisa ngomong [bisa jadi] retail atau pusat perbelanjaan, atau mungkin kantor lagi, apartemen, jadi banyak tergantung bagaimana caranya perubahan ini bisa mendukung tujuan Jakarta menjadi apa nanti," ujarnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Corporate Secretary, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), Bakhtiyar Efendi mengungkapkan rencana penjualan aset properti itu bakal dilakukan melalui program Property Fund yang akan dikelola oleh PT Danareksa (Persero).
"Saat ini sedang dibahas oleh tim yang dibentuk oleh Kementerian BUMN. Kami termasuk karena ada portofolio BOT kami yaitu Menara Danareksa dan Menara BSI yang masih dalam konstruksi," tuturnya.
Bakhtiyar mengaku pihaknya bakal mendukung penuh rencana strategis Kementerian BUMN untuk menata aset-aset BUMN di daerah Monas untuk membentuk pusat perekonomian baru.
Namun demikian, hingga saat ini Efendi mengaku belum dapat menyampaikan skema pelepasan dua propertinya tersebut. Pasalnya, hal itu masih dalam tahap pembahasan.
"Skema kerja sama atau pelepasan kepada investor yang berminat akan dibahas lebih mendetail kemudian," pungkasnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Erick Thohir diketahui telah menawarkan 13 aset perusahaan pelat merah di kawasan Monas kepada para pengusaha Hong Kong pada akhir Maret 2024. Hal ini dilakukan agar aset BUMN kelak tidak terbengkalai.
“Contohnya, Pertamina punya gedung baru, tetapi gedung lamanya kosong. Itu sayang kalau tidak menciptakan nilai. Makanya kemarin kami roadshow ke pemain properti yang mau,” ujar Erick.
Erick menyatakan saat ini sudah ada perusahaan Hong Kong yang berminat. Namun, Ketua Umum PSSI ini enggan membocorkan sebab belum ada kesepakatan resmi antarpihak.
“Saya tidak boleh bicara siapa karena belum ada hitam di atas putih. Jadi, kita pun tentu harus mendorong yang namanya value creation, di mana aset-aset BUMN yang belum maksimal harus kita tingkatkan,” pungkasnya.