Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan penyulingan minyak swasta China mungkin akan membeli banyak kargo yang asal usulnya tidak diketahui. Hal ini terjadi ketika pihaknya bersiap untuk menghadapi sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak Iran.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (24/4/2024), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS telah mengambil langkah tegas terhadap Iran pada akhir pekan sebagai respons terhadap serangan terhadap Israel.
AS berkomitmen untuk memperluas pembatasan dengan sejumlah tindakan yang menargetkan ekspor Iran dan berpotensi menjadi undang-undang (UU) pada pekan ini.
China menghadapi kekhawatiran akan sanksi AS dan langkah terbaru ini meliputi pelabuhan, kapal, dan kilang asing yang terlibat dalam perdagangan minyak Iran. Namun, ekspor Iran ke China diperkirakan tidak akan menurun
Perusahaan penyulingan swasta yang berlokasi di provinsi Shandong, penerima “manfaat” utama sanksi AS terhadap ekspor Iran, sudah bersiap menghadapi pengawasan yang lebih ketat.
Menurut para eksekutif kilang dan pedagang yang memasok mereka, kemungkinan besar hal tersebut mencakup pembelian minyak yang telah dimanipulasi dalam perjalanan, biasanya melalui transfer antar kapal di sekitar Malaysia dan Singapura, atau di dekat Fujairah di Teluk Oman.
Para pedagang menuturkan bahwa beberapa dari mereka mungkin menarik diri. Namun, mereka juga menghadapi tekanan keuntungan yang tinggi dengan margin yang tidak mencapai tingkat impas (break event point/BEP).
Sementara itu, pembeli mungkin menuntut persyaratan yang lebih menguntungkan karena adanya rintangan-rintangan yang menumpuk bagi para eksportir Iran, bahkan menghindari para perantara untuk menurunkan harga.
Adapun, pabrik-pabrik di wilayah tersebut telah muncul sebagai salah satu pembeli terbesar minyak Iran, menggunakan berbagai metode untuk menghindari pembatasan perdagangan, seperti transaksi dalam yuan, sistem kliring domestik (CIPS), dan lembaga keuangan lokal yang terisolasi.
Meskipun demikian, pejabat AS telah berhasil melacak beberapa pengiriman fisik minyak Iran dengan bantuan pelacakan kapal dan data satelit, serta mengidentifikasi entitas yang terlibat dalam aliran tersebut.